Ini artinya, jika AHY ingin memiliki nilai tawar tinggi untuk tetap dicalonkan sebagau presiden, harus berkoalisi dengan partai yang perolehan suaranya di bawah. Partai tersebut adalah PAN dan PPP.
Kendati begitu, untuk berkoalisi dengan kedua partai tersebut bukan perkara mudah. Saya berpandangan, jika harus berkoalisi, rasanya kedua partai ini akan lebih memilih partai yang memiliki peluang menangnya lebih besar.
Bisa saja, mereka merapat ke Gerindra dan PDIP atau poros baru, yakni Nasdem dan PKS. Kecuali, pada saat menjelang Pilpres nanti, elektabilitas AHY sangat tinggi. Tentu saja, hal itu nantinya akan banyak merubah peta politik yang ada.
Namun, kalau merujuk pada perolehan elektabilitas hari ini, sulit bagi AHY untuk mendapat tempat sebagai calon presiden. Kalaupun, ikut berkontestasi, posisinya bakal tak lebih sebagai calon wakil presiden.
Puan Maharani
Dibanding dengan kandidat-kandidat di atas, Puan Maharani jelas satu-satunya kandidat yang paling diuntungkan. Karena, PDIP sebagai tempatnya bernaung sudah tidak usah pusing-pusing lagi mencari partai koalisi.Â
Dengan hanya satu partaipun, PDIP sudah bisa mencalonkan pasangannya. Seperti diketahui, PDIP adalah partai pemeng pemilu 2019, dengan raihan suara mencapai 19,33 persen dan 128 kursi di parlemen.
Dengan jumlah kursi parlemen yang mencapai 128 ini sudah cukup bagi PDIP untuk punya tiket otomatis meloloskan calonnya. Hanya saja, nama yang sampai saat ini digadang-gadang sebagai calon kuat untuk maju Pilpres, Puan Maharani, elektabilitasnya jeblok.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!