Hanya saja, kelemahan atau kendala Anies adalah tidak memiliki kendaraan politik sebagai tiket masuk pada pencalonan. Kalaupun melalui jalur perseorangan, rasanya cukup berat bagi pria yang dinilai piawai beretorika tersebut.
Satu-satunya jalan Anies ikut berkontestasi Pilpres adalah dengan diusung oleh partai politik. Pertanyaannya kemudian, partai mana yang kepincut untuk mengusungnya?
Jika targetnya menjadi calon presiden, hampir mustahil jika Anies diusung oleh PDIP, Gerindra maupun Golkar. Pasalnya, ketiga partai ini sudah memiliki jagoannya masing-masing.
Jika Anies ingin tetap dicalonkan sebagai presiden, setidaknya harus ada tiga partai pengusung untuk berkoalisi agar bisa memenuhi syarat ambang batas pencalonan. Partai tersebut, bisa saja Nasdem, PKS dan PAN atau Nasdem, PKS, Demokrat, atau Nasdem, PKS dan PKB, atau Nasdem, PKS dan PPP.
Sengaja saya tidak merubah formasi dua partai calon pengusung Anies, yakni Nasdem dan PKS. Pasalnya, kedua partai ini sepertinya memilki ikatan emosional yang cukup kuat dengan Anies. Alasan lain, kedua partai ini tidak memiliki kader mumpuni untuk dicalonkan.
Maka, demi bisa menjaga eksistensi dan harga diri partai, tidak ada jalan lain selain merekrut pihak luar yang memiliki potensi kuat. Nama tersebut adalah Anies.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Sebagai ketua umum partai, tentu akan dengan sangat mudah bagi AHY mencalonkan dirinya sebagai presiden pada Pilpres 2024.Â
Hanya saja, Partai Demokrat yang dinahkodainya tidak cukup kuat untuk bisa mencalonkannya langsung. Sebab, perolehan suara sah nasional pada Pemilu 2019 lalu hanya mencapai 7,77 persen, dengan raihan kursi parlemen cuma 54.