Karena kegagalannya tersebut, ada desakan dari arus bawah untuk dilakukan evaluasi menyeluruh.
Pendek kata, kubu Muchdy PR dan Baharuddin dan kader partai yang tergabung dalam Presidium Penyelamat Partai Berkarya.(P3B) menggelar Munasyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) sekira pekan kedua bulan Juli 2020 lalu.
Munaslub yang dilakasanakan dengan langsung dan virtual ini, menghasilkan keputusan bahwa Muchdy PR sebagai ketua umum dan Baharuddin Andi Picunang sebagai sekjen.
Tommy Soeharto sempat melakukan perlawanan dan menentang hasil Munaslub tersebut. Namun, perlawanan itu sia-sia, karena saat rombongan kubu Tommy datang ke tempat pelaksanaan Munaslub, di Hotel Grand Kemang, Jalarta Selatan, Munaslub telah usai. Dengan begitu, apa yang dilakukan kubu Muchdy PR ini benar-benar telah menikung kepemimpinan Tomy Soeharto.
Tomy yang awalnya berekpektasi besar bisa kembali mengembalikan kejayaan keluarga cendana lewat jalur politik, nyatanya harus hancur lebur. Belum juga partai yang dibangunnya ini bisa tumbuh kembang dengan baik, malah sudah harus hancur, karena perbedaan visi misi diantara petinggi partai.
Seperti diketahui, berikutnya kubu Muchdy PR menegasakan untuk mendukukung pemerintahan Jokowi - Ma'ruf. Sudah bisa ditebak, dukungan tersebut tentunya dengan harapan, partai Berkarya mendapat dukungan pemerintah jika kubu Tomy membikin ulah. Contohnya, menggugat kepemimpinan Muchdy PR.
Belum jelas, apa yang bakal terjadi dengan nasib Partai Berkarya kedepannya. Akan tetapi, bagi saya pecahnya Partai ini menegaskan, bahwa nasib trah bungsu keluarga cendana telah ambyar.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H