Coba Jajaki Dunia Politik
Selepas dari masa tahanan, Tomy Soeharto rupanya berpikiran untuk mengikuti jejak sang ayah, bergelut dalam dunia politik.
Dengan segala kepedeannya dan merasa trah keluarga cendana yang lama berkuasa masih sangat dikenal, Tomy coba ikut konvensi Partai Golkar 2009. Golkar adalah sebuah partai yang turut membesarkan nama Presiden Soeharto, hingga mampu menduduki tahta lebih dari tiga dekade lamanya.
Sayang, karena tidak berpengalaman dan minim kemampuan berpolitik. Tomy Soeharto tidak berkutik dalam konvensi tersebut. Dia harus mengakui kepiawaian berpolitik sang konglomerat tanah air, Aburizal Bakrie.
Tomy tak patah arang. Dia pun mengikuti jejak pentolan Golkar lainnya yang keluar lalu mendirikan partai baru. Yaitu, Partai Nasional Republik (Nasrep).
Pendek kata, dengan mengakuisisi parta Dengan beberapa petinggi partainya adalah orang-orang yang punya afiliasi dengan Soeharto. Sebut saja salah satunya Muchdy PR, yang pernah menjadi Danjen Kopasus era Soeharto.
Hanya sayang, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Nasrep ambyar karena tidak lolos verifikasi KPU, sehingga tidak bisa turut serta pada Pemilu 2014. Tomy Soeharto yang diharapkan bisa menjadi ikon partai karena nama besar ayahnya, tidak mampu berbuat banyak, selain pasrah.
Dirikan Partai Berkarya
Setelah lenyap dari percaturan politik tanah air paska Pemilu 2014, Â Nasrep kembali bangkit pada tahun 2016. Namun tidak berdiri sendiri. Partai ini bergabung dengan partai beringin karya, dan menjadi Partai Berkarya.
Namun, seperti dikutip Tirto.id, awalnya Tomy hanya menduduki jabatan Ketua Dewan Pembina. Ketua Umumnya diipegang oleh Samsul Djalal. Baru pada tahun 2018, dia terpilih menjadi Ketua Umum.
Sebagaimana diketahui, kali ini Tomy mampu meloloskan Partai Berkarya dari verifikasi KPU dan ikut Pemilu 2019. Sayang, meski ikut serta dalam Pemilu Legeslatif, Partai Berkarya tidak mampu meloloskan wakilnya ke Senayan.Â