Sebelumnya, pernah ada upaya SBY untuk "menitipkan" AHY pada Jokowi, sebagai salah seorang menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM). Niat SBY kembali gagal. Disebut-sebut biang kegagalannya itu karena perseteruan panjang dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri.
Gibran Rakabuming Raka
Apa yang telah dilakukan oleh SBY guna meneruskan klan-nya di dunia politik, diikuti oleh Presiden Jokowi. Mantan Wali Kota Solo ini mempercayakan trah politiknya pada Gibran Rakabuming Raka dan menantunya, Boby Nasution.
Dari kedua sosok itu, nama Gibran paling disorot. Pasalnya, majunya pada Pilwakot Solo 2020 cukup kontroversial.
Kenapa?
Pasalnya, ayah dari Jan Ethes ini mampu menyingkirkan rival berat, Ahmad Purnomo. Selain seorang petahana, pengalaman Purnomo di dunia politik dan pemerintahan jauh di atas Gibran.
Maka, saat putra sulung Jokowi ini mendapat rekomendasi dari PDI Perjuangan (PDI-P), banyak yang meyakini, bahwa kemenangan itu bukan atas dasar kemampuan Gibran. Akan tetapi, akibat adanya campur tangan sang ayah.
Terlebih, sebelumnya Presiden Jokowi mengundang Purnomo ke Istana Presiden, dan memberitahukan, bahwa yang mendapat tiket maju Pilwakot Solo adalah putranya.
Tindakan Presiden Jokowi ini menjadi diskursus publik. Tak sedikit menilai, orang nomor satu di Indonesia ini telah memanfaatkan kekuasaannya demi kepentingan pribadi, hingga bentuk intervensi politik.
Namun, segala suara-suara sumir di luar tentu saja tidak serta merta menggagalkan tiket yang sudah digenggam Gibran. Memang sejatinya, tidak ada regulasi yang dilanggar. Kalaupun ada, sipatnya hanya sebatas etika. Dan, ini tidak akan banyak berpengaruh bagi majunya Gibran di Pilwakot Solo.
Â
AHY Kalah Masa