3. Pendidikan Kewirausahaan dan Kemandirian Ekonomi
Dengan bonus demografi yang memiliki peluang menambah sumber daya manusia secara besar, pesantren harus memberikan keterampilan kewirausahaan kepada santri. Dengan mengembangkan kemampuan wirausaha santri, nantinya pesantren bisa membantu mengurangi ketergantungan mereka pada lapangan kerja formal serta menciptakan lapangan kerja baru yang inovatif.Â
Pelatihan bisnis dan kewirausahaan yang dapat dilakukan seperti pengembangan koperasi pesantren atau UMKM berbasis pesantren, merupakan solusi bagi perkembangan kemandirian ekonomi santri.
Pesantren juga dapat menggunakan teknologi untuk mengembangkan program pelatihan kewirausahaan digital. Santri dapat belajar cara membuat usaha daring dengan menggunakan platform e-commerce dan media sosial.Â
Pesantren juga dapat memberikan pelatihan dan bimbingan tentang cara menjual produk, mengelola keuangan usaha tersebut, dan membangun brand awareness di dunia digital. Program ini akan menambah keterampilan santri dalam menciptakan lapangan kerja sendiri dan bahkan berkontribusi terhadap ekonomi lokal.
4. Kolaborasi dengan Dunia Industri dan Pendidikan Tinggi
Membangun kolaborasi antara pesantren, dunia industri, dan perguruan tinggi adalah salah satu cara menjembatani kesenjangan tersebut. Kolaborasi itu dapat berbentuk program magang bagi santri, beasiswa untuk melanjutkan pendidikan maupun pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan demikian, lulusan pesantren yang siap kerja dan dapat bersaing di pasar global akan dapat dilahirkan melalui sinergi antara pesantren dengan dunia industri.
5. Penguatan Kompetensi Pengajar
Guru pesantren memegang peranan yang sangat penting dalam proses transformasi ini. Dalam kaitan itu, investasi dalam peningkatan kompetensi guru pesantren menjadi prioritas utama dalam mengajarkan tidak hanya ilmu agama tetapi juga kompetensi tambahan seperti teknologi, informasi, manajemen, dan keterampilan komunikasi. Pelatihan yang berkelanjutan akan memastikan bahwa guru mampu membimbing santri untuk menghadapi tantangan di era bonus demografi.
Pesantren sebagai Penggerak Bonus Demografi
Dengan inovasi-inovasi tersebut, pesantren tidak hanya dapat mempertahankan relevansinya, melainkan dapat berperan sebagai penggerak utama dalam bonus demografi 2045.Â