Mohon tunggu...
Salsabila Rahadatul Aisy
Salsabila Rahadatul Aisy Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Bluemoon

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terjatuh di Antara Bintang-bintang

8 Februari 2021   16:16 Diperbarui: 23 Februari 2021   20:21 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kebanyakan orang yang menggantungkan mimpinya setinggi langit. Dengan tanpa adanya usaha untuk menggapainya. Mungkin bukan tanpa adanya usaha melainkan banyaknya keterhambatan yang pada akhirnya berusaha menggapainya hanya dengan sedikit waktu yang tersisa.

Angin bertiup dengan kencang yang seakan - akan mengisyaratkan penyesalanku. Langit -langit pun turut menggelap seperti  mengisyaratkan raut wajahku. Namun suara gemuruh petir yang terdengar ini mengisyaratkan tekadku untuk jatuh diantara bintang bintang.

***

Sebuah kisah yang indah  untuk diukir saat masa SMA yang penuh perjuangan dengan banyaknya keterlambatan. Tidak seperti kebanyakan orang yang menikmati masa SMA nya dengan sebuah kisah percintaan.

     "Rakk!!!!" Teriak seseorang dari belakangku.

     Aku tahu pasti itu Andi yang memanggilku.

Dan benar saja, aku pun lantas menoleh kebelakang sambil melambaikan tangan ke arahnya.

    " Oy Ndi, tumben baru dateng bentar lagi bel bunyi." 

    " Etdah biasalah jalanan macet bro."

    " Halah alasan mulu bilang aja telat bangun ngaku aja deh." Aku menatapnya tajam.

    " Iya deh maaf - maaf hehehe." Kata Andi sambil cengengesan.

Kami pun lanjut bercengkrama  sesekali tertawa bersama sambil berjalan menuju kelas. Orang - orang disekitarpun menoleh sambil menggelengkan kepala memperhatikanku dengan Andi seperti sepasang anak kembar yang kemana - mana selalu bersama.

***

Bel pulang sekolah berbunyi, akupun bergegas untuk pulang kerumah. Sepanjang jalan aku melihat ada para siswa yang sepertinya baru lulus pendidikan sedang latihan fisik. Seketika itu pun aku mengingat tentang cita - citaku yang entah akan tergapai atau sekedar menggantung dilangitku.

Di rumah

    "Eh anak ganteng ibu udah pulang. Kebiasaan kalau masuk gak salam dulu." Sambut ibu saat melihat aku masuk kedalam rumah.

    "Eh ibu, maaf bu tadi gak fokus." Kataku.

    "Aduh anak ibu lagi mikirin apa sih sampai gak keliatan ada ibu disini." Tanya ibu.

Aku seketika terdiam, sampai tak sadar air mata ini sudah mengalir dalam pikiranku. Disaat itu aku membayangkan apakah aku bisa membahagiakan ibu dan ayah ku dengan sedikit waktu yang tersisa dari perjuangan ini.

    "Tidak ada apa apa bu, aku hanya lelah karena pelajaran disekolah tadi hanya membuatku terdiam." Jawabku penuh candaan.

    "Ada ada saja kamu masa pelajaran bikin kamu terbujur kaku begitu." Kata ibu disertai dengan tawa yang mengisyaratkanku untuk bisa membahagiakannya.

    "Oh ya bu ayah dimana?" Tanyaku.

    "Ayah tadi chat ibu katanya lembur hari ini. Lumayan buat tambah tambah pengahasilan sekarang ini." Jawab ibu dengan mata yang sendu.

Jawaban ibu itu membuatku merasa tertampar seketika. Aku yang tadi ingin memberitahu pada ibu bahwa aku ingin masuk AKMIL dan aku membutuhkan perawatan mata seketika sirna. Aku tahu pikiranku ini sangat egois, aku tahu hanya dengan memikirkan nominal yang tidak sedikit itu akan membuat pikiran ibu semakin rumit. Belum juga ibu harus memikirkan cara membayar spp sekolah adikku.

***

Saat malam tiba dan ayah telah pulang kerja, kami sekeluarga makan malam bersama. Dan dilanjut cerita lucu yang dilontarkan adikku. Saat itu keheningan malam terpecahkan oleh canda tawa keluargaku. Aku senang walaupun keluarga kami sederhana tapi bisa membuatku tertawa setiap hari.

Disaat itu pun aku memandangi raut wajah kedua orang tua ku yang tampak amat ceria. Aku iri dengan kedua orang tuaku mereka bisa terlihat bahagia untuk kami walau banyak masalah yang sedang mampir dipikirannya.

    "Raka kamu sekarang sudah kelas 11 kamu harus segera mempersiapkan masa depanmu."  Seketika ayah berkata kepadaku.

    "Mau kemana setelah lulus SMA ini, Nak?" Tanya ayah kepadaku.

    "Aku mau masuk AKMIL yah, t-tapi aku sendiri kurang yakin."  Jawabku penuh kegetiran.

    "Loh kenapa gitu kak? Ayah sama ibu kan selalu mendukung kakak." Tangkas ayah.

    "Pada saat tes AKMIL nanti ada tes buta warna, Raka kan buta warna pasti Raka langsung gugur." Jawabku.

    "Ayo kak kita berobat saja kan ada di Jogja terapinya." Kata ibu.

    "Tapi bu itu mahal sekali mana mungkin aku minta uang ke ibu segitu."Jawabku.      

  "Tidak apa Nak, kami akan mencari uang untukmu berobat. Ibu yakin kamu bisa masuk AKMIL." Kata ibu sambil menengok ayah yang juga mengangguk.

Aku yang mendengar jawaban kedua orang tua ku merasa senang. Tapi apakah hati ini sanggup melihat kedua orang tua ku bekerja keras demi menggapai mimpiku. Dan pikiranku pun bertanya tanya apakah aku sendiri sudah melakukan perjuangan untuk menggapai mimpiku seperi yang dilakukan orang tua ku?. Dari situ aku menyadari dan mulai mengejar mimpiku. Mulai dari melakukan latihan fisik sampai dengan mengikuti latihan akademik.

***

Pagi pun tiba, aku seperti biasa berangkat ke sekolah. Disekolah ku rutin 1 bulan sekali ada bimbingan dari guru BK, pada bimbingan kali ini membahas masa depan yang berawal dari mimpi.

Guru BK menanyai satu persatu siswa tentang apa cita citanya. Sekarang giliranku.

    "Raka setelah lulus kamu mau kuliah dimana?"

    "Mau masuk AKMIL buk." Aku pun menjawab.

    "Mana bisa kamu masuk AKMIL, ngebedain warna aja gak bisa." Saut seseorang yang terdengar dari belakang diiringi suara tawaan.

 Aku hanya terdiam mendengar tawaan mereka, tapi aku ingat perkataan seseorang .

    "Jika mimpimu belum ditertawakan orang lain artinya mimpimu masih rendah." Seketika itu rasa sedih hatiku menjadi rasa gembira, yang artinya mimpiku sudah tinggi.

    "Eh Roni kamu tidak boleh seperti itu dia bisa menggapai mimpinya. Ingat perkataan Ir. Soekarno 'Gantungkanlah mimpimu setinggi langit, jika kamu terjatuh maka akan terjatuh diantara bintang bintang.' Raka, kamu bisa menggapai mimpinya atau terjatuh diantara bintang bintang yang indah itu." Kata bu guru sambil memberi semangat.

***

Waktu pun berlalu begitu cepat, aku yang sudah menjalani perawatan kini sudah bisa membedakan warna. Setiap hari tiada bagiku pulang sekolah untuk berkumpul bersama teman menikmati masa SMA. Aku berusaha mengejar mimpiku dengan sedikit waktu yang tersisa kini.

Kini masa masa pertempuran berjuang melawan ribuan orang untuk menggapai mimpi pun dimulai.

Setiap hari aku melihat ibuku yang begitu khusyu dalam mendoakan anaknya ini agar bisa lulus. Begitu berat rasanya menjalani persaingan ini. Jika teman temanku sudah memamerkan tempat kos mereka, universitas mereka sedangkan aku masih disini berjuang melawan ribuan orang hebat ini. Omongan tetangga yang memintaku nyerah sudah bersaut sautan dari segala arah.

    Bu doakan Raka, Raka lolos kepusat dan akan berangkat besok. Raka janji akan mengganti rasa lelah ibu dengan senyuman atas keberhasilan anakmu ini. Tekad ku dalam hati.

Semua tes kini sudah aku lewati, aku hanya berharap ini tahunku. Aku ingin melihat senyum bahagia keluargaku.

Tapi tuhan berkata lain, mungkin tahun ini belum rejeki untukku. Membayangkan bagaimana perasaan orangtua yang membuatku tak sanggup menahan air mata ini. Sudah sempat mulut ini berjanji membahagiakan orangtua yang belum bisa terpenuhi. Sepanjang perjalanan pulang angin kencang disertai langit gelap dan suara sambaran petir yang bergemuruh turut menjadi saksi perjuanganku.

Anehnya, aku menyalahkan ini pada keadaan. Aku tahu ini semua salahku semua pengorbanan orangtuaku telah aku kecewakan. Aku malu pada diriku sendiri. Sempat terlintas dipikiranku menyerah, tapi suara gemuruh ini membuat tekadku bangkit untuk jatuh diantara bintang bintang.

***

2021

Singkat cerita ini membekas amat dalam mengingat semua pengorbanan kedua orangtuaku yang belum bisa aku bahagiakan. Dua tahun sudah aku mengganggur sambil menanti semua jawaban atas doa dan semua usahaku. Selama dua tahun ini aku sudah beberapa kali terjatuh dan mungkin sudah pernah merasakan bagaimana rasanya saat berada dititik terendah. Tapi aku akan terus mencoba dan akan keluar dari zona nyamanku.

Aku pun mulai bangkit dan mencoba mendaftar Bintara AD. Aku pun mulai menjalani serangkaian tes demi mewujudkan perkataan yang sempat mengucap janji untuk membahagiakannya.

Dan ini benar benar menjadi tahunku. Perjuangan ini sudah terbayarkan. Semua doa sudah terbulkan, kini janji itu sudah lunas. Raut bahagia kedua orangtuaku begitu memancar mengalahkan sinar rembulan. Aku senang sekali masih bisa membagiakan kedua orangtuaku saat mereka masih berada disisiku.

Aku yang awalnya takut untuk memulai perjalan ini lagi akhirnya sadar bahwa pada tiap diri harus mempersiapkan mental kalah bukan mental untuk menang. Sehingga saat kita kalah kita akan terus maju untuk bangkit mewujudkan semua itu. Jika sudah lelah dengan semua perjalanan ini maka kamu akan jatuh diantara bintang bintang yang indah itu.

Mungkin bagi kebanyakan orang yang melihatku akan berfikiran "mudah" sekali berada diposisi ini. Padahal mereka tidak tahu bagaimana perjuanganku untuk mencapai posisi ini. Pasti kebanyakan orang pun bertanya tanya mengapa aku begitu memperjuangkan mimpiku dan jawabanku hanya satu ini caraku membahgiakan orangtua ku. Tidak semua yang jatuh akan terus terjatuh tetapi mereka akan terbentur, terbentur dan terbentuklah.

Kini aku tahu apa yang dimaksud jatuh diantara bintang bintang. AKMIL memang mimpiku sejak awal dan mungkin Bintara AD itu bintang bintang yang dimaksud untukku. Semua perjuangan akan terasa indah saat kita menikmati prosesnya dan memetik buah hasil perjuangan yang panjang ini.

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun