Mohon tunggu...
Salsabila
Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Pemula

Penulis ulung yang mencoba untuk bermanfaat bagi semuanya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Poppy: Kehidupan dan Ancaman dari Afghanistan

27 Oktober 2021   15:05 Diperbarui: 27 Oktober 2021   15:33 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Koleksi pribadi

Para petani Afghanistan sudah terbiasa mempertimbangkan penaburan benih dan hasil produksi yang akan diperoleh dengan memperkirakan faktor-faktor lapangan, seperti curah hujan tahunan, kenaikan harga pangan, dan harga opium dunia. 

Mereka bahkan sudah mempersiapkan strategi ketika harga pangan dan biaya produksi meroket dengan mengekstrak cadangan opium dan heroin untuk memenuhi pasaran.

Adapun ketika meledaknya pandemi COVID-19, penanaman opium melonjak sebanyak 37% dalam total area budidaya, sebagaimana laporan UNODC. Terbukti pada tahun 2017 penjualan sebanyak 9.900 ton dengan nilai sekitar $1,4 miliar, menjadi penyokong dari PDB Afghanistan. 

Kemudian pada tahun 2018 UNODC dan PBB kembali memperkirakan bahwasanya kontribusi dari produksi opium mencapai hingga 11% dari produk perekonomian negara, serta penyumbang 80% dari pasokan opium dunia.

Keterkaitan Taliban dalam Produksi Opium

Taliban yang merupakan kelompok militan di Afghanistan memiliki keterkaitan dan ikut andil dari produksi poppy atau opium di Afghanistan. Kelompok yang sedang menguasai Afghanistan ini memiliki kekuatan besar dalam mengendalikan perekonomian hingga politik yang berlangsung di tanah tersebut.

 Maka tak heran jika penduduk Afghanistan turut memperhatikan kemungkinan produksi yang memungkinkan dan menopang hidup mereka pada situasi yang tak stabil saat ini.

Kedudukan Taliban di Afghanistan tentunya membutuhkan dukungan mulai dari materi hingga kepercayaan dunia. Dilansir dari Aljazeera, seorang juru bicara Taliban berjanji untuk menghentikan (melarang) penyelundupan dan produksi narkoba. 

Hal ini dapat dilihat sebagai cara Taliban untuk memperoleh pengakuan internasional dan pendanaan penanggulangan melalui pengendalian narkotika.

Mansfield dalam karyanya A State Built on Sand: How Opium Undermined Afghanistan, mengatakan bahwa sebagian daerah pedesaan penghasil opium atau shabu sudah berada dalam kendali Taliban secara sembunyi-sembunyi. 

Dan menurut para ahli, Taliban dan para aparat publik secara tersembunyi terlibat dalam seluruh aktivitas produksi dan perdagangan narkotika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun