Ketika waktu menunjukkan pukul 5 sore, Ana hendak pergi ke panti asuhan Kasih Bunda. Selama dalam perjalanan, Ana kepikiran nenek itu terus menerus. Betapa senangnya ia melihat kegirangan si nenek itu. Jarak dari rumahnya ke panti asuhan Kasih Bunda cukup jauh hingga ia membutuhkan waktu kisaran 45 menit jika jalanan tidak macet.Â
Sesampainya di panti asuhan Kasih Bunda, anak-anak pun datang menghampiri Ana kemudian mereka memeluk tubuh Ana. Karena semenjak Ana mendapat nasehat dari mama nya, ia berubah menjadi sosok orang yang sangat amat baik, ramah kepada semua orang apalagi terhadap anak-anak, Ana begitu ramah sehingga anak-anak pun terlihat merasa nyaman didekat Ana.
Adzan maghrib pun telah berkumandang, Ana beserta yang lainnya siap-siap untuk melaksanakan sholat maghrib bersama. Selesai sholat maghrib mereka lanjut dengan membaca Al-Qur'an hingga waktu isya pun tiba dan adzan isya berkumandang, kemudian mereka pun melaksanakan sholat bersama lagi.
Setelah selesai sholat, Ana beserta ibu pemilik panti asuhan Kasih Bunda tersebut membagikan kue yang telah Ana beli dari sang nenek itu, serta membagikan sekumpulan baju yang sudah tidak layak untuk Ana pakai.
Keesokan harinya, Ana bangun dari tempat tidur dan turun tangga menuju ruang makan. Karena setiap pagi mama Vanya selalu ada di dapur sedang menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya.
"Good morning, mama cantik" sapa Ana di pagi hari sambil meluk mamanya dengan suara yang cukup lantang sehingga membuat Vanya merasa kaget.
"Bujug buseeettt... Ana, kamu bikin mama kaget aja. Bagaimana kalo pisau ini kepeleset ke jari-jari mama, mau tanggung jawab kamu?" tanya Vanya dengan nada kesalnya.
"Ututu tayang, jangan marah-marah nanti awet mudanya ilang loh hahaha" canda manja Ana kepada sang mama.
"Eh, ma. Papa sama abang kemana?" tanya nya lagi.
"Ada tuh di ruang makan, mereka sedang menunggu makanan mama yang selalu sedap nan lezatos haha. Sana gabung sama mereka!" ujar mama.
Ana pun menjawab. "Em oghey, Ana kesana dulu ya ma". Begitulah respon seorang Ana.