"Sudah di sekolah berapa hari?" Ditha menggeleng batin.
"Dith, aku ke UKS (Unit Kesehatan Siswa) dulu!" Salma keluar kelas tanpa memikirkan teman-teman kelasnya.
"Salma, wanita itu membuatku tersadar bahwa aku memiliki teman walau hanya sebuah bangku. Wanita itu mencariku karena Pak Tara, aku heran, apa aku yang tidak menyadari kehadirannya atau ia yang tidak mau ada yang menyadari kehadirannya,"
"Hari terus berlalu, aku mendengar suaranya yang cenderung tegas, ia menyapa setiap pagi pada teman-teman. Duduk tanpa mengeluarkan suara untukku."
"Sal!" Ditha menghampiri Salma di dalam UKS. Terbaring seorang wanita yang berbaring dengan wajah pucat namun tetap terpancar rupanya.
"Pulang!" Ditha menaikkan sebelah alis pada teman baru. Salma mengangguk dan berjalan menuju kelas.
---
"Salma!" mama memanggilku. Ia datang membawa nasi dan telur ceplok untuk menemani masa berbaringku.
"Terimakasih Ma!" ucapku tersenyum. Beliau mengelus puncak kepalaku kemudian pergi dan menghilang. Aku memakan nasi dan telur ceplok yang khas dengan garam pada kuning telur tersebut.
Dret!! panggilan telepon terus bergetar di telinga, aku mengangkat telepon tersebut.
"Sal!" suara Ditha.