Mohon tunggu...
Salma Qonitat
Salma Qonitat Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi nonton dan jalan-jalan Pribadi yang ceria, energik dan ramah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelajaran Berharga dari Maria

19 Mei 2023   12:11 Diperbarui: 19 Mei 2023   12:41 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Eh ayo keluar! jangan disitu" teriaknya dengan nada tersenggal.

Aku yang masih berusia enam tahun kala itu, masih belum sempurna mencerna situasi yang terjadi. Namun, ku coba ikuti perkataan anak laki-laki itu dan pergi meninggalkan wanita yang baru ku ketahui namanya Maria. Dirinya masih sibuk mengambil nasi untuk aku yang dia pikir sebagai anaknya.

Dalam perjalanan anak laki-laki tersebut menjelaskan bahwa wanita yang ku kenal sebagai teman ibuku adalah orang gila, ia juga mengatakan bahwa dirinya diminta untuk mengejar aku yang tengah di bawa Maria saat itu oleh tetangga dekatku. Penjual kerak telor yang melihatku pergi dibawa Maria.

Diantarnya aku kembali kerumah yang jaraknya 300 meter dari tempat kejadian. Sesampainya dirumah aku menceritakan kejadian pagi ini ke ibuku yang saat itu sudah berada dirumah. Terkejutlah ibu dan seluruh keluargaku saat aku menceritakannya dengan seksama, sebab mereka heran "kok bisa aku dibawa orang gila".

Aku pikir cerita ini berakhir dengan kaburnya aku dari warung nasi dan ternyata masih berlanjut yaitu kembalinya Maria ke tempat saat pertama kali ia bertemu dengan aku di dekat pos ronda

Dicarinya aku dan ditanyakannya keberadaanku oleh Maria kepada tetanggaku. Keramaian saat itu mengundang aku dan keluargaku untuk bergegas keluar dari rumah dan melihat situasi disana.

Tak berselang lama tetangga kami yang menerima bungkusan nasi tersebut menghampiri ibuku dan berkata "Ini dari Maria Mi, kayanya buat Salma deh" ujar tetanggaku.

Aku yang saat itu masih diliputi perasaan takut bergegas kembali kedalam rumah, sebab khawatir bertemu Maria kembali.

Keesokan harinya hari-hariku berjalan seperti biasa, aku pergi ke sekolah lalu kembali ke rumah, begitu seterusnya. Hingga tiga hari kemudian saat aku hendak keluar rumah. Kulihat dari kejauhan sosok yang tak asing dalam ingatan sedang duduk melamun di pos ronda.

"Hah ada Maria" batinku setengah berteriak.

Kembalilah aku kedalam rumah dan mengurungkan niatku untuk keluar, ada perasaan trauma yang kualami saat bertemu dengan Maria, anak kecil mana yang tidak takut akan dibawa orang gila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun