Mohon tunggu...
Salma Khaerunnisa
Salma Khaerunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

There may be no end to our journey of dreams. So let’s take a break for today

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kini Bulan Tak Memerlukan Matahari untuk Bersinar Terang

9 Februari 2021   23:37 Diperbarui: 9 Februari 2021   23:56 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber :  https://twitter.com/lightbodyblues/status/1069704109891166208

"Jili, bibi rindu padamu, tahu kamu akan kesini bibi bawa banyak makanan buat kamu!"

"Bibi bagaimana restoranmu? Semakin ramai pastinya ya. Aigoo, aku tidak pernah diajak kesana"

            "Ya begitu, libur tahun baru membawa banyak berkah. Nanti kubawa kamu makan sepuasnya disana. Kamu sendiri bagaimana? Inggris menyenangkan ya pastinya? Ada project baru?"

"  inggris lagi-lagi membawa luka, bi. Tapi mau bagaimana, aku bekerja disana. Harus dibawa senang saja hehe."

"Kenapa lagi Jili? Management mu memperlakukan kamu tidak baik? Tidak mempromosikan kegiatan solo mu lagi? Memotong interview mu? Tidak memberikanmu kesempatan untuk berbicara?" Aduh Bibi Jie ember bocor. Padahal aku sengaja tidak memberi tahu ini kepada siapapun kecuali dirinya. Karena aku sudah nyaman dan percaya bercerita dengannya.

" Biasalah Bi, orang asing tetap orang asing. Aku pun masih belum percaya diri dengan kemampuan bahasa inggrisku."

"Tapi Jili, mau kapan sampai begini terus? Kamu itu  sudah aktif di grup selama 6 tahun dan masih mendapatkan perlakuan seperti ini? Sam sepertinya sangat Xenophobics, alergi terhadap asian dan merasa superior dengan anak asuh se-rasnya sementara kamu terasa seperti bayangan. Padahal kontribusi mu ini loh tidak main-main. Menulis lagu, menjadi MC, dan promosi di Asia. Ekspansi ke Asia katanya, tapi tetap saja merasa jijik dengan kaum kita. Lucunya mereka membutuhkan penghasilan juga dari kita"

Papa yang awalnya bangkit dari kursi mengalihkan perhatiannya kepada ku.

" Apakah benar Jili yang dikatakan bibimu ini?"

Aku merunduk, gusar. Seharusnya Papa tak boleh tahu tentang ini. Papa lah yang mendukungku untuk berkarier di luar negeri, Papa yang setiap saat menyemangatiku. Aku takut Papa merasa kecewa mendengar berita ini.

"Moon, jawab nak. Papa mu bertanya." Mama nampaknya bergabung dalam obrolan ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun