Semua teori ini dapat menjadi dasar dalam merancang dan mengimplementasikan inovasi pembelajaran mapel matematika dalam kurikulum Merdeka di MIN Kedungwuni. Dengan memadukan pendekatan konstruktivisme, pembelajaran sosial, multiple intelligences, konstruksi sosial, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis teknologi, dan teori kognitif, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang holistik, inklusif, dan menarik bagi siswa dalam mempelajari matematika
METODE PENELITIAN
Dalam mengembangkan inovasi pembelajaran mapel matematika dalam kurikulum Merdeka di MIN Kedungwuni, beberapa metode penelitian yang  digunakan adalah studi literatur dan wawancara.
Studi Literatur: Metode studi literatur melibatkan penelusuran dan analisis terhadap literatur dan sumber-sumber yang relevan dengan pembelajaran matematika, inovasi dalam kurikulum, dan teori-teori yang mendukung pendekatan pembelajaran yang diusulkan. Para ahli, jurnal ilmiah, buku teks, artikel, dan sumber-sumber pendidikan lainnya dapat menjadi sumber literatur yang penting. Dalam studi literatur ini, para pengembang inovasi dapat memperoleh pemahaman mendalam tentang landasan teoritis, praktik terbaik, dan penelitian terkini dalam domain pembelajaran matematika.
Wawancara: Metode wawancara melibatkan interaksi langsung dengan berbagai pihak terkait, seperti guru matematika, kepala sekolah, siswa, dan orang tua siswa. Melalui wawancara, para pengembang inovasi dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, harapan dan preferensi siswa, serta perspektif guru dan kepala sekolah terkait dengan implementasi inovasi. Wawancara juga dapat digunakan untuk mengumpulkan masukan dan umpan balik yang berharga dari para pemangku kepentingan tentang keefektifan dan keberlanjutan inovasi tersebut.
Dalam kombinasi, metode studi literatur dan wawancara dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang konteks, teori, praktik terbaik, dan persepsi para pemangku kepentingan terkait dengan pembelajaran matematika dan inovasi kurikulum Merdeka. Studi literatur akan membantu mengidentifikasi dasar teoritis yang kuat dan praktik terbaik dalam pembelajaran matematika, sementara wawancara akan memberikan pandangan langsung dari para pemangku kepentingan tentang kebutuhan, harapan, dan penilaian mereka terhadap inovasi yang diusulkan.
Dengan menggabungkan kedua metode tersebut, pengembang inovasi dapat merancang pendekatan pembelajaran matematika yang sesuai dengan konteks sekolah, mempertimbangkan teori-teori yang relevan, dan mengintegrasikan perspektif dan umpan balik dari para pemangku kepentingan. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas inovasi dan meningkatkan kesesuaian antara kebutuhan siswa dan pendekatan pembelajaran yang diimplementasikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pengambilan data dilakukan secara observasi dengan metode wawancara. Dalam rentang waktu yang tidak lama, lokasi penelitian dilakukan di MIN KedungWuni. Hasil wawancara dengan para pemangku kepentingan seperti guru, kepala sekolah, siswa, dan orang tua dapat memberikan wawasan berharga tentang persepsi, pengalaman, dan harapan mereka terkait dengan pembelajaran matematika dan inovasi dalam kurikulum.
Hasil wawancara tersebut dapat melibatkan berbagai aspek, seperti penilaian mereka terhadap keefektifan inovasi, perubahan dalam minat dan keterlibatan siswa, persepsi tentang pemahaman konsep matematika siswa, dan dampak inovasi terhadap keterampilan siswa.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang kami lakukan dengan guru di sekolah MIN Kedungwuni yang sudah menggunakan kurikulum merdeka khususnya pada kelas 1. Dimana dalam proses belajar mengajar di kelas guru perlu adanya inovasi pembelajaran agar peserta didik lebih semangat dalam proses pembelajaran.Â