Mohon tunggu...
Salma Amalia
Salma Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai mahasiswa

Hobi membaca dan membuat puisi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Pembelajaran Mapel Matematika dalam Kurikulum Merdeka di MIN Kedungwuni

17 Juni 2023   17:20 Diperbarui: 17 Juni 2023   17:34 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu, partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kompetisi matematika juga meningkat. Mereka merasa termotivasi untuk mengembangkan kemampuan matematika mereka dan melihat matematika sebagai sesuatu yang menarik dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, inovasi pembelajaran mapel matematika dalam kurikulum Merdeka di MIN Kedungwuni memiliki latar belakang yang kuat dalam merespons kebutuhan siswa dan perkembangan pendidikan. Melalui penggunaan teknologi, kreativitas, kolaborasi, dan pendekatan berpusat pada siswa, inovasi ini berhasil menciptakan lingkungan belajar yang menarik, mendorong pemahaman yang mendalam, dan mengembangkan keterampilan yang relevan bagi masa depan siswa. Diharapkan, inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam meningkatkan pembelajaran matematika dan menciptakan generasi yang kompeten dalam bidang ini

KAJIAN TEORITIS

Dalam mengembangkan inovasi pembelajaran matematika dalam kurikulum Merdeka di  MIN Kedungwuni, ada beberapa teori yang dapat digunakan dan menjadi dasar pendekatan pembelajaran yang diterapkan. Berikut ini adalah beberapa teori yang relevan yang sering dikutip oleh para ahli dalam konteks pembelajaran matematika:

Konstruktivisme: Teori konstruktivisme, yang dikemukakan oleh Jean Piaget, menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui proses konstruksi pengetahuan oleh individu berdasarkan pengalaman dan pemahaman mereka sendiri(Sugrah, 2020). Dalam konteks matematika, pendekatan konstruktivisme mengedepankan pembelajaran aktif dan pemecahan masalah, di mana siswa secara aktif terlibat dalam membangun pemahaman mereka terhadap konsep matematika melalui eksplorasi, refleksi, dan interaksi dengan lingkungan belajar.

Teori Pembelajaran Sosial: Teori pembelajaran sosial, yang dikemukakan oleh Albert Bandura, menekankan pentingnya pengaruh sosial dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika, pendekatan ini mengedepankan kolaborasi antara siswa, di mana mereka dapat belajar dari pengalaman dan pengetahuan satu sama lain melalui diskusi, kerja kelompok, dan saling membantu(Indrawati et al., 2019). Interaksi sosial ini membantu siswa memperluas pemahaman mereka dan melihat berbagai perspektif dalam memecahkan masalah matematika.

Teori Multiple Intelligences: Teori Multiple Intelligences, yang dikemukakan oleh Howard Gardner, mengakui bahwa setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Dalam konteks pembelajaran matematika, pendekatan ini menekankan pentingnya mengakomodasi berbagai gaya belajar dan kecerdasan siswa(Sumiati et al., 2021). Guru dapat menggunakan beragam strategi dan metode pengajaran yang memungkinkan siswa dengan berbagai kecerdasan mengembangkan pemahaman matematika mereka, misalnya dengan menggunakan pendekatan visual, auditif, kinestetik, atau melalui seni dan musik.

Teori Konstruksi Sosial: Teori konstruksi sosial, yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky, menekankan pentingnya interaksi sosial dan lingkungan sosial dalam pembelajaran. Dalam konteks matematika, pendekatan ini menekankan pentingnya kerjasama antara guru dan siswa, serta antara siswa dengan sesama siswa(Suci, 2018). Guru berperan sebagai fasilitator dalam membantu siswa membangun pemahaman matematika melalui dialog, dukungan, dan pemberian bimbingan. Interaksi sosial ini membantu siswa dalam menginternalisasi konsep matematika dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Teori Pembelajaran Berbasis Masalah: Teori pembelajaran berbasis masalah menekankan pentingnya memulai pembelajaran melalui situasi atau masalah dunia nyata yang relevan bagi siswa(Wardani & Yunarti, 2015). Dalam konteks matematika, pendekatan ini mendorong siswa untuk melihat matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah sehari-hari. Siswa diberikan tantangan atau masalah matematika yang membutuhkan pemikiran kreatif, analitis, dan pemecahan masalah. Dalam proses mencari solusi, siswa diajak untuk menerapkan konsep matematika yang telah dipelajari dan mengembangkan pemahaman mereka dengan cara yang lebih kontekstual.

Teori Pembelajaran Berbasis Teknologi: Dalam era digital saat ini, teori pembelajaran berbasis teknologi menjadi relevan dalam mengembangkan inovasi pembelajaran matematika. Pendekatan ini mencakup penggunaan perangkat teknologi, aplikasi, dan sumber daya digital yang dapat meningkatkan keterlibatan dan minat siswa dalam pembelajaran matematika(Mu'minah, 2021). Melalui penggunaan media interaktif, video pembelajaran, permainan edukatif, atau simulasi matematika, siswa dapat memvisualisasikan konsep-konsep matematika secara lebih jelas dan berpartisipasi dalam pengalaman pembelajaran yang menarik.

Teori Kognitif: Teori kognitif, seperti yang dikemukakan oleh David Ausubel, menekankan pentingnya membangun hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada dalam pikiran siswa(Gazali, 2016). Dalam konteks pembelajaran matematika, pendekatan ini melibatkan pemilihan dan penyajian informasi dengan cara yang terstruktur dan terkait dengan pengetahuan sebelumnya. Siswa diberikan kesempatan untuk membangun skema konseptual mereka sendiri dan membuat hubungan antara konsep-konsep matematika yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun