Mohon tunggu...
Salma HidayatulFalah
Salma HidayatulFalah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

authentic

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Studi Literatur: Efektifitas Terapi Menulis Ekspresif sebagai Media Katarsis Mahasiswa yang Mengalami Gangguan Stres

11 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 11 Juni 2024   22:10 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi, yaitu pengumpulan catatan peristiwa yang sudah terjadi dalam tulisan, gambar, serta karya-karya monumental dari seseorang atau organisasi (Sugiyono, 2020). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :

Tabel Daftar Bahan Penelitian

1-6667de1734777c7bcd0469a2.png
1-6667de1734777c7bcd0469a2.png

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Teknik Analisis Data

            Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang dijelaskan oleh  Krippendorff (dalam Ahmad 2018) sebagai metode penelitian yang memanfaatkan konteks data untuk membuat kesimpulan yang dapat direplikasi (ditiru) dan sah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian mengenai keberhasilan penerapan Efektivitas Terapi Menulis Ekspresif Sebagai Media Katarsis Mahasiswa yang Mengalami Gangguan Stress diringkas sebagai berikut.

  1. Jurnal 1: Expressive writing dapat membantu mahasiswa untuk menurunkan dampak stres akibat ujian sidang akhir, hal ini dibuktikan dengan penelitian Park, (2007) bahwa ketika mahasiswa diminta menulis perasaannya dan pikirannya selama 7 menit tentang ujian yang akan dihadapi, ternyata menunjukkan bahwa dapat mengurangi stress mahasiswa.
  2. Jurnal 2: Terapi menulis sudah banyak diterapkan dan terbukti memberikan hasil yang baik bagi individu yang mengalami stress akibat pandemi seperti stress keluarga, stress akademik pada mahasiswa dan pelajar, dan stress kerja bagi pegawai
  3. Jurnal 3: Terapi menulis ekspresif dapat menurunkan tingkat stress, kecemasan, dan depresi terhadap mahasiswa keperawatan. Namun perlu diperhatikan Waktu dalam pemberian terapi karena jika terlalu singkat justru tidak dapat menyalurkan perasaan dengan baik
  4. Jurnal 4: Terapi menulis dapat menurunkan tingkat stress pada mahasiswa dan memberikan gambaran baru dalam integrasi ilmu tasawuf dan psikologi yang menggabungkan konsep terapi menulis dalam psikologi dengan indikator muhasabah dalam tasawuf
  5. Jurnal 5: Terapi menulis ekspresif terbukti menurunkan tingkat stress mahasiswa dari kategori tinggi menjadi sedang dan kategori sedang menjadi ringan
  6. Jurnal 6: Dalam penelitian ini ekspresif writing dapat menurunkan tingkat stress pada mahasiswa S1 Keperawatan
  7. Jurnal 7: Terdapat penurunan tingkat stress pada penyintas yang beberapa diantaranya merupakan mahasiswa, baik yang diberi perlakuan terapi menulis maupun tidak, namun tingkat penurunan stress pada penyintas yang diberi perlakuan lebih tinggi dibandingkan penyintas yang tidak diberi perlakuan
  8. Jurnal 8: Terapi expressive  writing  diterapkan  pada  mahasiswa  yang mengalami  stres  ringan hingga sedang. Mahasiswa   prodi   D3   keperawatan   tingkat   III   sebagian   besar   tidak mengalami  stres. Ada  efektifitas  antar  terapi  expressive  writing  terhadap    stres mahasiswa prodi D3 keperawatan akhir menghadapi tugas karya tulis ilmiah
  9. Jurnal 9: Penelitian  ini  membuktikan  bahwa  setelah  dilakukan  intervensi expressive  writing tingkat  stress mahasiswa yang sedang mengerjakan KTI berkurang. Pada subjek I dari 41 (berat) menjadi 20 (sedang), sedangkan pada subjek II dari 39 (sedang) menjadi 20 (sedang).
  10. Jurnal 10:  Rata-rata   skor   stress yang   didapat   oleh   kelompok   kelas yang diberikan  perlakuan  cenderung  lebih  rendah dibandingkan  dengan  rata-rata  skor  stress yang   didapat   oleh   kelompok   kelas   yang tidak      diberikan      perlakuan. Hal ini menunjukan adanya pengaruh menulis ekspresif dalam menurunkan stress mahasiswa
  11. Jurnal 11: Dalam penelitian ini ditemukan bahwa gejala depresi pada mahasiswa mengalami penurunan setelah mendapatkan perlakuan menulis ekspresif. Selain itu, menulis ekspresif dapat menjadi sarana self help untuk individu yang mengalami gejala depresi
  12. Jurnal 12: Berdasarkan pelaksanaan Terapi Menulis Pengalaman Emosional diperoleh hasil bahwa Terapi Menulis Pengalaman Emosional pada penelitian ini terbukti dapat menurunkan depresi pada mahasiswa tahun pertama
  13. Jurnal 13: Hasil penelitian secara lebih khusus, yaitu peserta expressive writing menunjukkan adanya pengurangan dalam gejala depresi, kecemasan, stres dan kesehatan fisik.
  14. Jurnal 14: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa expressive writing therapy dapat menurunkan tingkat stress pada remaja yang terlahir dengan albinisme. Selain metode expressive writing therapy yang secara teoritis memang diyakini dapat menjadi sarana untuk mengeluarkan emosi-emosi negatif yang dialami oleh individu.
  15. Jurnal 15: Berdasarkan hasil analisis data tersebut menunjukkan hipotesis penelitian diterima, berarti katarsis dalam menulis ekspresif memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap depresi ringan pada mahasiswa.
  16. Jurnal 16: Terapi menulis ekspresif tidak memiliki efek signifikan untuk menurunkan tingkat depresi seseorang dalam jangka Waktu tiga hari, namun terdapat dampak positif yang dirasakan subjek karena meluapkan perasaan yang sedang dirasakan
  17. Jurnal 17: Hasil temuan mengungkapkan bahwa Berdasarkan hasil analisis data tersebut menunjukkan hipotesis penelitian diterima, berarti katarsis dalam menulis ekspresif memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap depresi ringan pada mahasiswa.
  18. Jurnal 18: Terapi menulis terbukti dapat menurunkan depresi dan stress terjadi karena menulis pengalaman emosional memfasilitasi subjek untuk mengevaluasi, menganalisis, dan menilai kembali kejadian-kejadian menekan yang dialaminya sehingga subjek mendapatkan suatu pemahaman, mengembangkan suatu solusi, memotivasi diri, menerima keadaan yang ada
  19. Jurnal 19: Menulis narasi melalui buku harian dapat meningkatkan kesehatan mental mahasiswa selama pandemi. Penugasan penulisan diary selama pandemi dan kuliah daring berpengaruh terhadap penurunan tingkat depresi mahasiswa.
  20. Jurnal 20: Adapun perubahan-perubahan yang dialami dari kedua subyek setelah menjalani proses terapi menulis ini adalah adanya penurunan tingkat stress akademik subjek.

Berdasarkan 20 studi yang telah dilakukan dalam jurnal di atas, terdapat 12 studi yang mendapatkan hasil bahwa terapi menulis ekspresif memiliki dampak yang signifikan dalam mengurangi tingkat stress pada mahasiswa dengan permasalahan akademik maupun non-akademik. Sedangkan dalam jurnal di atas, terdapat 1 studi yang menemukan penurunan tingkat stress, namun subjek yang diteliti dalam studi ini merupakan remaja yang mengalami albinisme.

Dalam penelitian ini, dikarenakan terdapat keterbatasan sumber yang didapat oleh peneliti, maka terdapat studi mengenai efektivitas menulis ekspresif yang diteliti dengan variabel berbeda yaitu tingkat depresi pada mahasiswa. Dari 20 jurnal diatas terdapat 8 studi yang menyatakan bahwa menulis ekspresif dapat mengurangi tingkat depresi mahasiswa secara signifikan, namun terdapat 1 studi yang menyatakan bahwa menulis ekspresif tidak memiliki dampak signifikan terhadap penurunan tingkat depresi mahasiswa. Meskipun demikian, menulis ekspresif tetap memberikan dampak positif bagi orang yang melakukanya karena dapat mengungkapkan perasaan yang sedang dirasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun