Contoh:
Kata: "Jangkrik"
Makna di Sunda: Kata ini dianggap kasar dan tidak sopan, terutama jika digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Makna di Jawa: Dalam bahasa Jawa, terutama dialek Jawa Tengah, "jangkrik" sering kali digunakan sebagai ungkapan kejutan atau kekesalan, tetapi tidak sekeras maknanya dalam bahasa Sunda.
Kata: "Belegug"
Makna di Sunda: Kata ini adalah bentuk penghinaan yang berarti bodoh atau tolol dan dianggap kasar.
Makna di Minang: Dalam bahasa Minang, kata ini tidak memiliki makna khusus dan tidak dianggap kasar.
Makna di Jawa: Dalam bahasa Jawa, kata ini juga tidak memiliki makna khusus dan tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari.
2. Cara Berkomunikasi:
Sunda: Dalam komunikasi sehari-hari, orang Sunda cenderung lebih berhati-hati untuk tidak menyinggung perasaan orang lain. Mereka sering menggunakan bahasa yang tidak langsung dan mengutamakan kesopanan.
Minang: Orang Minang cenderung lebih terbuka dan jujur dalam mengungkapkan pendapat mereka. Kejujuran dan keterbukaan adalah nilai yang sangat dihargai dalam budaya Minang.