Aku berjalan mendekatinya dan tak kusangka secara kebetulan, ada boneka beruang coklat bersandar dibawah pohon itu.
Besoknya, saat langit cerah berangin. Aku menunggu di taman seperti biasa dengan boneka ditanganku. Tapi …. Leah tidak datang hari ini.
Tidak tahu dimana rumahnya. Aku hanya mengikuti jalan setapak dan berharap menemukan rumahnya.
Dalam perjalanan menelusuri sungai dan perkebunan. Terdengar suara tawa yang sangat kukenal. Kucari dari mana arah suara itu, lalu berdiri didepan sebuah rumah.
Ada seorang wanita sedang menyiram tanaman di halaman rumah.
“Halo permisi, apakah ini rumahnya Leah?”
Lalu wanita itu terkejut dan menjatuhkan ember tanpa disadari. Dia menangis saat melihat boneka yang kupegang.
Pada saat itu kita berbicara cukup lama. Aku tidak bisa berkata apa-apa saking terkejutnya. Hal yang bisa kulakukan adalah memberikan boneka beruang padanya lalu pergi.
Tak jauh dari tempat itu, aku pergi dimana Leah berada.
Terbaring dimakamnya.
“Aku tidak percaya kau telah tiada selama ini, ternyata kita seumuran dengan nasib yang sama.”