Mohon tunggu...
Saiful Furkon
Saiful Furkon Mohon Tunggu... -

Aku Cinta Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

True Story: Keyakinan yang Memisahkan Kita

20 Januari 2011   08:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Yon, beneran nih mau nikah. Sudah bisa belum caranya?" ledek Bang Yosi, teman kantorku yang usianya sepuluh tahun lebih tua dariku, dan ia seperti kakaku sendiri

"Maksudnya, bang?" aku belum paham

"Aku punya banyak kaset sama bukunya, kalau kamu mau belajar, Kupinjamkan"

Aku ketawa geli. Ada-ada aja Bang Yosi. Dia pikir aku anak kecil yang polos yang belum tahu apa-apa. Jelas saja aku juga lelaki normal yang berkembang seperti manusia pada umumnya.

"Rencana mau punya anak berapa Yon?" sambar Rafi

"Belum kepikiran, Fi"

"Kalo pertama hati-hati, jangan bikin gak nyaman"ledeknya juga

"Alah kamu tahu apa sih, kamu aja belum nikah" sergahku

Rafi senyum malu.

"Atau jangan-jangan kamu..."

"Enak saja kau, biar gini aku masih original" bantah Rafi soal dugaanku, aku cuma cengengesan. Obrolan khas laki-laki terdengar ngalir dan tak jaim. Bahkan Rina, satu-satunya pegawai perempuan dibagian departemenku nyaman-nyaman saja mendengarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun