"Kalo yang kita hadapi hanya Gagak Ijo, aku yakin pasti mudah. Tapi kita tahukan?, Gagak Abang kakaknya pasti tidak tinggal diam." kata Gajah memberi pertimbangan.
"Yah, betul! Tapi aku yakin Gagak abang hanya akan ikut campur ketika Gagak Ijo kalah!" jawab Ken Angrok. "Bahkan, kesombongan Gagak Ijo itu membuat dia tidak mengatakan pada Kakaknya bahwa dia akan berhadapan dengan aku besok." lanjut Ken Angrok berargumen.
"Belum tentu Ken..," Kidang ikut bicara, "Kamu lupa kalo nama Molimo dan Ken Angrok itu sudah dikenal luas? Aku kira Gagak Ijo pasti memberitahu Gagak Abang."
"Sudahlah Ken...," Sumi mencoba menasehati Ken Angrok, "Anggap kamu berhasil, dapat apa coba? Yang ada kamu akan berurusan dengan Gagak Abang! kita tinggal 6 bulan lagi kelulusan Ken!"
"Aku sudah pikirkan semua, baik itu aku sendirian atau kalian ikut terlibat. Kalian tahukan? Dari dulu aku paling tidak suka ada orang menggangguku, padahal aku tidak pernah sekalipun cari masalah dengan mereka!" Kata Ken Angrok seperti memendam amarah. Matanya menatap tajam ke arah jalanan yang sepi.
Semuanya terdiam mendengar ucapan Ken Angrok yang berat dan penuh tekanan. Semua merasakan kemarahan yang dipendam itu sepertinya sudah tidak bisa ditahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H