"Ya sudah, kita tunggu sebentar lagi..." kata Ken Angrok menenangkan teman-temannya.
"Eh, Kidang, kamu suka ya sama Esha... hihihi..." celetuk Singo ke Kidang. Kidang tidak menjawab, dia terus berbalik kembali mendekati Esha.
Waktu terus berjalan namun yang mereka tunggu belum juga tiba. "Kayanya ada yang ga beres ini," bisik Ken Angrok seperti bicara sendiri. "Waduh..., tadi sepeda di tinggal semua di rumah Esha ya?" kata Ken Angrok melihat gajah.
"Iya, kan sesuai rencana begitu Ken," jawab Gajah.
"Singo, ini sepertinya ada yang ga beres. Kamu ambil sepeda di rumah Esha, terus coba kamu lihat-lihat sampai di mana mereka," kata Ken Angrok.
"Siap! Aku juga dah bosen kelamaan di ruang pengap ini," kata Singo langsung berdiri dan berjalan keluar dari bilik.
"Ati-ati Singo! Jangan sampai mereka tahu ya!" teriak Ken Angrok.
"Siaaap!"
Mendengar teriakan Singo, Kidang dan Esha bersamaan menoleh ke dalam. Mereka melihat Singo sudah keluar dari bilik dan berjalan mendekat. Kidang dan Esha pun lalu berdiri menunggu Singo. Singo memberi tahu rencananya pada Esha dan Kidang. Mereka berdua manggut-manggut tanda setuju. Singo lalu berjalan keluar pagar. Kidang dan Esha lalu duduk kembali di tanah mengawasi jalan raya sambil melihat Singo yang berjalan cepat dan menjauh.
***
Anak-anak yang menunggu itu sudah semakin gelisah. Baik Singo atau Boyo dan Bimo dengan mangganya belum juga muncul. "Ah itu mungkin!" kata Gajah yang melihat Kidang dan Esha tiba-tiba berdiri melihat ke arah pagar. Ken Angrok lalu ikut mengintip dari celah-celah papan. "Siapa yang datang ya?" bisik Ken Angrok.