Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ken Angrok - 12

30 Juli 2023   06:14 Diperbarui: 31 Juli 2023   09:12 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Menjelang sore di rumah Esha telah berkumpul Ken Angrok, Singo, Kidang, dan Sumi. Rumah Sumi dekat dengan rumah Esha, ketika Sumi tahu Ken Angrok akan berkumpul di rumah Esha, Sumi memutuskan ikut ngobrol sebelum mereka pergi ke lumbung. Canda suara anak-anak itu cukup ramai, mereka belum mengenal masalah kehidupan yang pelik. Bagi mereka dunia ini benar-benar tempat bermain.

"Sum, kamu mbok ikut aja ke lumbung, biar nanti ketemu Bimo. Siapa tahu nanti Bimo menyatakan, hahaha..." goda Esha pada Sumi yang lebih banyak mendengar dan mencuri-curi pandang ke Ken Angrok.

"Ah..., kamu itu lho Sha!" jawab sumi sambil mau mencubit lengan Esha.

Mereka bercanda khas anak-anak SD, yang mulai punya ketertarikan pada lawan jenis tetapi belum memahami arti cinta yang sebenarnya. Mereka akan suka saling menggoda dengan memasang-masangkan antara si A dan B. Canda mereka berhenti seketika saat Gajah datang terburu-buru dengan sepeda Ken Angrok, "Mereka sudah berangkat! Ayo cepet ke Lumbung!" kata Gajah sambil menaruh sepeda.

Serentak mereka berdiri dan terburu-buru bersiap untuk menuju lumbung. Mereka berlima bergegas berjalan keluar pagar dan menuju lumbung. Sumi berbelok pulang masuk ke rumahnya ketika mereka melewati rumah Sumi. Lima anak yang lain berjalan sedikit berlari menuju lumbung.

Sampai di Lumbung, Kidang membuka gembok pagar dan pintu utama lumbung. Ken Angrok, Singo, dan Gajah bersembunyi di bilik kecil dibagian belakang, dekat dengan pintu yang menuju belakang lumbung. Bangunan sederhana itu hanya terbuat dari papan dengan atap dari dari bahan seng. Jarak antar papan yang dipasang mendatar menjadi dinding itu tidak begitu rapat. Dari sela-sela inilah, Ken Angrok, Gajah, dan Singo bisa mengawasi seluruh bagian lumbung yang luas seperti sebuah aula.

Kidang dan Esha tampak duduk di tanah tepat di depan pintu masuk utama lumbung mengawasi jalanan menunggu Boyo dan Bimo datang. Mereka seperti mengobrol santai. "Mereka seperti lagi pacaran hihihi...," bisik singo bercanda.

"Iya, mulai besok kita pasangkan dia di sekolah, hihihi..." sahut Gajah.

Kidang menengok ke dalam lumbung ke arah bilik, lalu dia berdiri dan berjalan mendekat. Dari luar bilik dia bertanya pada Gajah, "Jah, bener tadi kamu lihat mereka sudah berangkat? Kok suwiiii men gurung teko? (kok lamaaa sekali belum sampai)."

Ken Angrok dan Singo juga melihat gajah yang duduk di tengah di antara mereka. Mereka juga merasakan seharusnya Boyo dan Bimo sudah sampai. "Bener! Sumpah Rek! aku lihat mereka sudah bergerak berangkat!" kata Gajah menatap Ken Angrok dan Singo bergantian karena merasa dicurigai. Gajah yakin kali ini dia tidak membuat improvisasi mengambil keputusan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun