"Iya Mas Bram..."
"Dan satu lagi, aku akan selalu memantaumu dari jauh. Apa pun yang kamu lakukan pasti aku tahu. Jadi, janganlah kamu sekali-kali menyerahkan dirimu pada laki-laki lain."
"Tapi Mas, bagaimana dengan Mas Para?"
"Seperti ceritamu, Gajah Para aku pikir masih butuh waktu yang cukup lama untuk pulih. Bukannya aku berharap dia tidak bisa pulih, justru aku ingin agar dia segera dapat melakukan kewajibannya sebagai suami memberi nafkah batin. Aku hanya kuatir, kamu jatuh pada laki-laki lain lagi sebelum Gajah Para benar-banar sembuh."
"Iya Mas, saya janji itu tidak akan terjadi"
"Sekarang pulanglah..., Gajah Para mungkin sudah kuatir kamu belum pulang."
"Iya Mas, mudah-mudahan kita bisa ketemu lagi...," kata Ken Endok sambil menatap Bramantyo.
Ken Endok melangkah mendekati pintu keluar, membukanya, lalu menoleh lagi menatap Bramantyo. Mereka saling bertatapan sejenak sebelum Ken Endok melangkah keluar dan menutup pintu paviliun itu.
***
Gajah Para terlihat duduk di ruang tamu ketika Ken Endok masuk rumah. "Kok sampek malem to Dik?" kata Gajah Para saat Ken Endok menghampiri dan mencium tangannya.
"Iya Mas, besok Ndoro Bramantyo pulang. Dia minta saya masak yang banyak untuk di bawa buat oleh-oleh katanya," jawab Ken Endok sambil duduk di sebelah Gajah Para. Lalu lanjutnya, "Mas sudah makan malam? ini saya bawa lauk sedikit buat kita."