Bilakah?.
**
Lelaki mendung itu masih termangu menimang bingung
Gamang hatinya membawa kaki melangkah memilih arah
Jalan kemuliaan bertabur duri-duri
Cita kehidupan menjadi pelita yang menerangi
Jalan mendatar semerbak bunga mewangi
Penuh keindahan tanpa utopia
Jalan yang diinginkan, padanan kebaikan dari kedua jalan
Jalan khayalan!
Lelaki mendung itu meneteskan airmata
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!