Mohon tunggu...
Saidah NurIsnaini
Saidah NurIsnaini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi

Mental health number one

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psychological First Aid untuk Korban Toxic Realtionship

19 November 2021   21:45 Diperbarui: 19 November 2021   21:48 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jalan yang benar adalah meninggalkan lingkungan  negatif dan memilih  lingkungan positif. Lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang positif berdampak besar bagi kehidupan seseorang. Itu dapat meningkatkan kepribadian seseorang dan mengubah hidup mereka lebih baik dari sebelumnya.

Kapan Korban Membutuhkan Psychological First Aid?

Kita harus tetap waspada terhadap tanda-tanda toxic relationship karena dampaknya sangat besar.  Hubungan yang sehat melibatkan kepedulian, rasa hormat, cinta, dukungan, dan berbagi masalah. Jika dirasa intensitas kekerasan (fisik maupun verbal) yang didapat semakin sering dan sudah berada ditahap mengganggu kesehatan mental, lebih baik mengakhiri karena itu artinya sudah menjadi "habit" dari pasangan kita. 

Korban yang berada dikondisi krisis harus segera mendapatkan Psychological First Aid (PFA). Banyak orang yang sudah mulai paham pentingnya kesehatan mental namun masih asing dengan Psychological First Aid (PFA). Secara garis besar PFA merupakan serangkaian tindakan yang diberikan guna membantu menguatkan mental seseorang yang mengalami krisis (WHO, 2009). 

Setiap orang yang sudah memahami konsep serta prinsip-prinsip PFA, terutama yang telah menyelesaikan pelatihan dengan tenaga profesional kesehatan mental boleh memberikan PFA kepada korban. Namun kesehatan mental si penolong harus tetap menjadi prioritas utama.  

Pelaksanaan Psychological First Aid

Psychological First Aid dapat diberikan dengan menerapkan prinsip 3L (Look, Listen, Link):

Look (Amati) sebagai langkal awal dalam PFA. Pentingnya untuk mengamati kondisi korban dan sejauh mana perubahan perilaku pada korban yang mengalami toxic relationship. Selain itu juga amat penting mengamati lingkungan dimana korban berada untuk menjaga keamanan serta kenyamanan korban.

Listen (Dengarkan) merupakan langkah lanjutan dimana penolong berperan sebagai pendengar. Biasanya korban akan mulai menceritakan apa yang dirasakan ketika korban merasa dirinya sudah merasa aman dan nyaman sehingga pentingnya memastikan prinsip Look terpenuhi terlebih dahulu. 

Bercerita akan membuat korban merasa lebih tenang dan lega karena dengan bercerita sama saja korban telah membagi bebannya kepada penolong. Dengan mendengarkan, penolong akan menemukan berbagai hal yang menjadi kebutuhan korban. 

Namun penolong juga harus mengingat pentingnya memberi ruang kepada korban sehingga korban dapat menceritakan apa yang ingin diceritakan dan korban juga berhak tidak menceritakan apa yang tidak ingin diceritakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun