Mohon tunggu...
SAHRIL
SAHRIL Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Sebatang pena yang lahir di pulau terpencil pagerungan besar-Sumenep Madura. "Biarkan nama tercatat bukan hanya dibatu Nisan yang akan pudar oleh masa" @SahrilPGB

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Fiksi Penggemar RTC] Mama Izinkan Aku Jatuh Cinta

10 September 2015   17:54 Diperbarui: 10 September 2015   17:57 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Anisa........

                Surat yang datang kepada Dayat selepas pulang sekolah, saat berada dijalan dengan Kifli dan Mursyid. Anisa datang dengan malu-malu mengantarkan selembar kertas, menunduk menatap ketanah. Tangan gemetaran, wajah berselimut malu dan basah keringat menetes dari wajah jatuh ketanah lalu pupus ditanah kering oleh sinar matahari.

                Tangan yang gemetar menyelimuti nadanya yang putus-putus tak beraturan. Sambil menatap Dayat lalu memalingkan wajah menggigit bibir yang merah delima, tak pernah kering dihantam musim kemarau. Matanya yang merona tak sanggup dipandang seperti bulan kembar, ditambah alis terlukis diwajah seperti bulan sabit. Rambutnya yang hitam gelap, berombak terurai ditiup angin. Lehernya terlihat bergaris-garis saat rambutnya terurai kebelakang. putih kuning dihiasi pada kulit Anisa yang membuat Kifli mengangah dan membuat Mursyid tak berkedip. Ingat pertemuanya dengan Anisa, saat Dayat melamun ingat-ingat kembali.

                Ingin rasanya Dayat berteriak “MAMA IZINKAN AKU JATUH CINTA”. Dayat sendiri menyukai Anisa, namun sayang Mamamya tak pernah mengizinkannya untuk memadu kasih dengan perempuan diusianya yang tujuh belas tahun. Mengapa aku tak bisa pacaran?. Pikir Dayat. Ia sendiri tak kuasa menahan godaan dari Anisa.

                “Ma, mengapa aku tidak bisa pacaran?” tanya Dayat.

                “karena kau tak bisa mencintai Yat!” jawab Mama Irma.

                “mengapa Mama mengatakan demikian?”

                “apa buktinya kamu bisa mencintai?”

                “Aku bisa membuktikannya, memberikan perhatian. Menjaga perasaannya.”

                “lantas sudahkah kau buktikan Dayat?”

                Mendengar pertayaan Mama Irma yang membuat Dayat bingun sendiri. Pacaran saja belum apalagi mau membuktikannya. Aneh Mamaku ini. Kata Dayat dalam hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun