Pemerintah Jerman juga memiliki peran yang kuat dalam pengembangan pendidikan civic. Mereka mengatur kurikulum dan pedoman pengajaran untuk memastikan bahwa pendidikan civic mencakup berbagai aspek, termasuk pengetahuan tentang sistem politik, hukum publik, dan nilai-nilai demokrasi. Pendidikan civic di Jerman juga mendorong partisipasi aktif siswa dalam kegiatan sosial dan politik, serta pengembangan keterampilan sosial dan berpikir kritis. Sistem pendidikan di Jerman berfokus pada pengembangan karakter dan berpartisipasi demokratis, yang memungkinkan mahasiswa untuk menghargaikan nilai-nilai demokrasi dan mengalami pengalaman belajar yang inklusif
Dalam kesimpulannya, latar belakang pendidikan civic di Jerman mencakup sejarah politik dan sosial negara ini, keragaman budaya dan etnis, serta peran pemerintah dalam pengembangan kurikulum dan pedoman pengajaran. Pendidikan civic di Jerman bertujuan untuk membentuk warga negara yang bertanggung jawab, memiliki pemahaman yang baik tentang nilai-nilai demokrasi, dan aktif dalam kehidupan politik dan sosial.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode librart research. Metode penelitian library research dengan metode kualitatif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mengumpulkan data dari berbagai literatur, seperti buku, jurnal, majalah, dan dokumen lainnya. Metode ini digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah, dan bersifat deskriptif serta cenderung menggunakan analisa dengan pengekatan induktif. Pendekatan yang digunakan dalam metode ini adalah pendekatan kualitatif, yang menekankan analisisnya pada proses penyimpulan komparasi serta pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mencatat serta mengolah bahan koleksi perpustakaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Landasan Kurikulum Pendidikan di Jerman
Kurikulum pendidikan di Jerman didasarkan pada beberapa landasan yang kuat. Salah satu landasan utamanya adalah Prinsip-Prinsip Pendidikan Dasar Jerman, yang menekankan pentingnya pembelajaran yang holistik dan perkembangan pribadi siswa. Prinsip ini ditegaskan dalam "Pendidikan Dasar di Jerman: Prinsip, Tujuan, dan Isi Kurikulum" (KMK, 2004), yang menyatakan bahwa tujuan utama pendidikan adalah "mengembangkan kepribadian, kemampuan, dan potensi individu secara optimal". Kutipan ini menunjukkan komitmen Jerman untuk menyediakan pendidikan yang berfokus pada pengembangan penuh individu.
Selain itu, landasan kurikulum pendidikan di Jerman juga mencakup prinsip inklusi. Menurut "Kurikulum Inklusif Jerman" (KMK, 2014), semua siswa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, tanpa memandang latar belakang sosial, kultural, atau kebutuhan khusus mereka. Dalam kutipan ini, KMK menegaskan bahwa "setiap anak dan remaja berhak mendapatkan pendidikan yang memenuhi kebutuhan mereka dan mendukung pengembangan penuh potensi mereka". Prinsip inklusi ini menunjukkan komitmen Jerman untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Selanjutnya, landasan kurikulum pendidikan di Jerman juga mencakup prinsip "Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan" (KMK, 2007). Prinsip ini menekankan pentingnya pendidikan yang mempromosikan kesadaran tentang isu-isu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Kutipan dari KMK menyatakan bahwa "pendidikan harus mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan". Dengan demikian, Jerman berkomitmen untuk menyediakan pendidikan yang membantu siswa memahami dan mengatasi masalah lingkungan dan sosial yang kompleks.
Selain itu, landasan kurikulum pendidikan di Jerman juga mencakup prinsip "Pendidikan Antarbudaya" (KMK, 2013). Prinsip ini menekankan pentingnya pendidikan yang mempromosikan pemahaman dan toleransi antara budaya yang berbeda. Kutipan dari KMK menyatakan bahwa "pendidikan antarbudaya harus memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya". Prinsip ini menunjukkan komitmen Jerman untuk memastikan bahwa siswa dapat belajar tentang keberagaman budaya dan membangun sikap terbuka terhadap perbedaan.
Terakhir, landasan kurikulum pendidikan di Jerman juga mencakup prinsip "Otonomi Sekolah" (KMK, 2001). Prinsip ini menekankan pentingnya memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum mereka sendiri, sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal mereka. Kutipan dari KMK menyatakan bahwa "sekolah harus memiliki otonomi yang memadai untuk mengembangkan pendidikan yang relevan dan bermakna bagi siswa mereka". Prinsip otonomi sekolah ini menunjukkan komitmen Jerman untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa mereka.