Topik bullying khas anak perempuan adalah berhubungan dengan perasaan iri hati (envy) terhadap temannya, yaitu iri hati terhadap penampilan fisik, popularitas disekolah, popularitas di tengah- tengah lawan jenis, dll. Bullying anak perempuan lebih tidak terlihat dan biasanya ke arah "psychological bullying".
Bahkan, bullying pada anak perempuan dapat lebih buruk dibandingkan anak laki-laki.
Bullying pada umumnya tidak dilakukan di hadapan figur otoritas. Inilah salah satu faktor yang membuat bullying menjadi hal kompleks.
Faktor lainnya adalah, berkembangnya Informasi Teknologi. Di jaman Informasi Teknologi ini, ancaman bullying menjadi semakin meningkat dan tidak terbatas ruang dan waktu. Kita mengenalnya dengan istilah "Cyber Bullying"
Cyber Bullying membuat bullying semakin mudah dilakukan bahkan sulit untuk diketahui siapa
Bullying Insight
Bullying adalah masalah universal
yang ada di sekolah. Dari dulu
sampai sekarang, bahkan di
sekolah yang sangat menekankan
nilai agama sekalipun tidak luput
dengan masalah bullying
pada siswa siswinya.
Sebagai Konselor Pendidikan,
cukup banyak saya menerima
anak dan remaja korban bullying di
ruang konseling, mulai dari anak
kelas 3 sampai kelas 12. Banyak di
antara mereka menjadi
enggan ke sekolah dan merosot
akademisnya. Ada yang depresi,
bahkan beberapa mengatakan,
"*I hate my life*", dan "Kadang-
kadang saya mau meninggal saja".
Memprihatinkan bukan? Namun
sayangnya, banyak pihak belum
cukup paham mengenai
bullying. Menganggapnya sebagai
kenakalan biasa, atau justru
menyangkal adanya bullying di
sekolah. Lebih memprihatinkan
lagi, korban bully tetap
disalahkan, misal dengan mengatakan,
"Makanya kamu perlu mengembangkan diri kamu supaya
tidak diledek lagi oleh
teman-temanmu." Ya, ada benarnya
bahwa setiap orang perlu
mengembangkan diri.
Namun, apakah juga berarti: "Karena seseorang
culun maka dia layak dibully?"
Sebuah pertanyaan untuk kita
refleksikan bersama.
Topik bullying pada anak laki-laki
berbeda dengan topik bullying
pada anak perempuan.
Seseorang yang terlihat "berbeda"
menjadi sasaran empuk bullying
milik anak laki-laki dan
perempuan, juga senioritas.
Sedangkan yang berbeda adalah:
Topik bullying khas anak laki-laki
adalah mengenai prestasi, dan
bullying di lingkungan anak laki-laki lebih terlihat.
ï‚·
Topik bullying khas anak
perempuan adalah berhubungandengan perasaan
iri hati (*envy*) terhadap temannya,
yaitu iri hati terhadap penampilan
fisik, popularitas di
sekolah, popularitas di tengah-
tengah lawan jenis, dll. Bullying
anak perempuan lebih tidak terlihat dan biasanya ke arah
*psychological bullying*.