Mohon tunggu...
Sahabat Anas Urbaningrum
Sahabat Anas Urbaningrum Mohon Tunggu... -

Saling Menghidupi, Saling Menumbuhkan, Saling Menguatkan. Sahabat Anas Urbaningrum. (@sahabat_anas)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengkonfrontir Keterangan Nazaruddin

25 Agustus 2014   03:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:39 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang Punya Wewenang Penuh di Permai dan Anugerah Adalah Nazar Dan Neneng (sumber: Youtube)

Terkait Penggunaan Uang Anugerah dan Permai yang Memiliki Wewenang Pengeluaran Adalah Nazar dan Neneng (sumber: Youtube)

Nazar Dan Neneng Pemilik Otoritas Pengeluaran Uang Kas Brankas (sumber: Youtube)

Kebohongan Nazaruddin – 8 : Tim Pemenangan Anas Urbaningrum

Dalam Kongres Partai Demokrat tahun 2010 di Bandung, Nazaruddin mengatakan bahwa dirinya adalah bendahara pemenangan Anas. Hal tersebut dibantah oleh tim relawan Anas yang sudah bersaksi pada persidangan-persidangan sebelumnya, yang mengatakan bahwa tidak ada struktur dalam tim relawan Anas. Sedangkan posisi Nazaruddin sendiri saat Kongres adalah Sekretaris SC (Streering Committee).

Baca :

Kongres Demokrat, Nazar Punya Akses ke Semua Tim Sukses (sumber: Sindonews)

Video :

Dikongres Posisi Nazar Sangat Strategis Sekretaris SC, Bendahara Umum Defacto dan Bendahara Fraksi (sumber: Youtube)

Kebohongan Nazaruddin – 9 : Survei Untuk Anas

Terkait dengan survei, Nazaruddin mengatakan untuk kepentingan pemenangan Anas, dilakukan survei yang menghabiskan dana sebesar Rp 1,4 miliar. Uang tersebut diberikan kepada Denny JA (Direktur Eksekutif LSI) melalui Saan Mustopa. Keterangan Nazaruddin tersebut tidak benar. Berdasarkan kesaksian dari Denny JA pada Kamis (7/8), Denny JA menjelaskan bahwa biaya survei untuk Anas berasal dari uang pribadinya, karena Denny JA akan merasa bangga jika mampu membantu Anas menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. dan reputasinya LSI akan naik. Biaya survei sendiri hanya sekitar Rp 10-20 jutaan. Jika disebut biaya survei Rp 1,4 miliar itu fantasi, karena tidak mungkin biaya sebesar itu dikeluarkan hanya untuk survei yang dilakukan dengan cara telepon. Bantahan dari Denny JA tersebut didukung oleh Saan Mustopa. Saan mengatakan dirinya tidak pernah memberikan uang sebesar Rp 1,4 miliar kepada Denny JA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun