Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: WA

8 Januari 2021   17:36 Diperbarui: 8 Januari 2021   17:52 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tapi mbok urung salaman"

Mereka bertemu saat WA momong dua anak. Yang kecil diangkut pakai kereta bayi, kakaknya anak kelompok bermain jalan mengikutinya. Mau melihat kereta  lewat. Kebetulan Zubaidah lewat naik motor, Melihat WA  mandhek. Motor diparkir Zubaidah mendekati WA.

"Mbok angger dadi ketua RT dadi sering ketemu. Kumpulan  RT, rapat RW, rapat kelurahan neng balai desa. Nyong mbok pengurus PKK" Zubaidah memang kini sering bertemu semenjak WA jadi ketua RT. Bila tak berjumpa mereka saling mengirim WA. Apakah ada CLBK? Cinta lama balik kembali? Entahlah.

Dulu WA adalah kakak kelas di SMK. Mereka pernah aktif bersama dalam kepengurusan di Osis maupun Pramuka. Ketika WA lulus mereka  tak pernah bertemu. Namun, tiba-tiba WA muncul jadi tetangga se-RT jadi menantu Pak Rasiman. Mendadak kebersamaan aktif di organisasi berulang kembali. Pelan-pelan, cinta lama Zubaidah muncul kembali.

Ida harus bisa menahan, mengerem perasaan itu. Ya, mereka masing-masing sudah berumah tangga. Zubaidah juga sudah bersuami, tapi sering ditinggal suami yang sopir boks pergi ke luar kota. Zubaidah tak bisa menahan perasaan, lewat WA mereka saling berkomunikasi.

Malam itu di rumahnya Pak RT geger. Pak RT digerudug sejumlah orang. WA diseret keluar rumah dimaki-maki dan tentu saja beberapa jotosan  diterimanya. Mulutnya nyonyor berdarah. Istrinya, ibu mertuanya menjerit-jerit minta tolong.

"Tuluuuung .... tuluuuuung .... mantuku dijotosi! Tuuluuuung ...!" ibu mertua menjerit-jerit.

"Mandheg ... mandhek ... Mas," sambil mewek-mewek nangis, istrinya berusaha melerai.

"Ada perkara apa Mas. Jangan main hakim sendiri. Mandhek ... berhenti!"

Orang-orang, para tetangga se-RT pun berdatangan untuk melihat kejadian. Ada yang melerai menghentikan pengroyokan dan pemukulan. Ketua RT mereka dipukuli orang.Duduk persoalan harus dijelaskan. Jangan main hakim. Rombongan polisi dari Polsek pun datang. Mereka membawa dua orang pengroyok dan Pak RT ke Polsek. Pak RT, berkalung handuk kecil untuk mengelap darah di mulutnya ditemani sang istri dan dua orang tetangga terdekat mengikuti polisi  untuk simintai keterangan.

Kabar peristiwa pemukulan WA tersebar. Dari mulut ke mulut, dari wa ke wa. Kabarnya tidak jelas diwarnai bumbu-bumbu. Perselingkuhan lah, hubungan bisnis lah, simpang siur. Sebab sementara adalah gara-gara selingkuh antara Pak RT dengan warganya istri sopir yang kesepian sering ditinggal suami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun