“Udah lah, gak penting-penting amat, kalo gak enak disini kita pindah di kantin biar bisa makan.” Timpal kawa lainnya memoderasi wacana.
“Gak gitu lah, aku ni makin heran dengan kebijakan kampus, kita sudah cukup penat dengan ritme akademik yang padat, kita butuh kenyamanan, kita butuh refreshing yang alami tapi terjangkau, seperti tempat ini misalkan. Liat nih baru sehari gak ada PKL, kita jadi males nongkrong disini, jadi kotor pula.” Sanggah mahasiswi manis tadi.
“Hmm, semestinya gak perlu diusir, apa gunanya kemarin personil Satpam ditambah kalo Cuma jadi tukang gusur, kalo hematku sih Pihak Rektorat harusnya lebih akomodatif dan solutif soal ini.” Tambahnya.
“Maksudmu?” tanya rekannya yang lain kebingungan.
Hhhwwssssssssss,,,,,,,,,,,
Hembusan angin menyulitkanku terlibat lebih jauh dalam celoteh mereka.
***
Matahari sudah jauh bergeser dari yang sebelumnya tepat berada di atasku.
Sudah Sebulan lebih dari kejadian itu, tapi aku masih tetap beraktifitas di tempat ini, entah sampai kapan.
Hujan rintik mengguyur ku sejak pukul dua siang tadi, Aku sangat menyukai saat-saat seperti ini. Biasanya suasana interaksi manusia di sekitarku saat hujan rintik seperti sekarang akan menambah indah pelangi yang muncul saat reda nanti.
Sebuah pondokan di dekatku mulai diramaikan oleh mereka yang sengaja berteduh.