Mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki keluasan hati dan pandangan. Pemimpin dengan sifat ini mampu menampung semua aspirasi orang lain dengan sabar, penuh kasih sayang dan pengertian terhadap rakyatnya.Â
Selain itu, pemimpin tersebut harus memiliki wawasan yang luas, baik terkait pekerjaan maupun bidang keilmuan lain yang relevan (Sudharta, 2006). Waruna Brata menggambarkan pemimpin yang memiliki kebijaksanaan untuk membersihkan segala bentuk penyakit dalam masyarakat.Â
Waruna yang berarti lautan atau samudera yang luas, melambangkan seorang pemimpin yang berpendirian teguh, memiliki belas kasih yang luas, serta menjadi tempat bagi semua orang untuk bersandar dan menampung mereka. Laut yang luas juga menggambarkan sosok pemimpin yang harus memiliki pengetahuan yang mendalam dan luas guna membawa perubahan signifikan dalam masyarakat.
7.Mahambeg Mring Wukir (meniru sifat gunung)
Mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat gunung yang teguh dan kokoh. Pemimpin dengan sifat ini menunjukkan keteguhan dalam menghadapi berbagai tantangan.Â
Implementasinya adalah pemimpin yang memiliki kekuatan fisik dan psikis, serta tidak mudah menyerah dalam membela kebenaran atau membela bawahannya. Keteguhan ini mencerminkan ketangguhan pemimpin dalam menjaga prinsip dan melindungi kepentingan rakyat serta organisasinya.
8.Mahambeg Mring Dahono (meniru sifat api)
Mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus menguasai sifat api. Pemimpin dengan sifat ini harus cekatan, tuntas dan konsisten dalam menyelesaikan masalah. Ia harus menunjukkan ketegasan dalam menegakkan aturan, bersikap objektif dan tidak memihak.Â
Seperti api yang membakar dan melebur segala kotoran, pemimpin yang memiliki sifat Agni Brata mampu menampung saran, komentar dan kesalahan sebagai bahan bakar untuk pertumbuhan dan perkembangan yang lebih besar. Pemimpin ini memimpin dengan semangat yang berapi-api, menginspirasi anggotanya untuk bekerja sama dan mencapai tujuan bersama.
Daftar PustakaÂ
Widana, Anak Agung Gde Oka. 2022. Membangun Semangat Anti Korupsi
Melalui Ajaran Trilogi Karmaphala
(Analisis Fenomena Kasus Korupsi Yang Terjadi di Indonesia). Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, 5 (2), 53-54.