Kepemimpinan diri membutuhkan kemampuan untuk mengambil keputusan secara tegas dan bijak. Langkah ini mencakup:
- Menilai informasi dan situasi dengan objektif.
- Berani mengatakan "tidak" pada hal yang bertentangan dengan nilai-nilai pribadi.
- Menghadapi konsekuensi dari setiap keputusan dengan tanggung jawab.
Menurut Blanchard (2005) dalam "Self Leadership and the One Minute Manager", ketegasan adalah bagian penting dari kepemimpinan diri:
"Leaders need to exercise clarity in decision-making to guide themselves and others."
(Pemimpin perlu memiliki kejelasan dalam pengambilan keputusan untuk memandu diri mereka dan orang lain).
      Gandhi lahir dalam keluarga Hindu di Gujarat, India. Pada usia 19 tahun, ia pergi ke London untuk belajar hukum di University College London. Setelah menyelesaikan studinya, Gandhi kembali ke India namun gagal membangun karier sebagai pengacara. Pada tahun 1893, ia pindah ke Afrika Selatan untuk bekerja sebagai pengacara.
      Di Afrika Selatan, Gandhi menyaksikan diskriminasi rasial terhadap orang India. Pengalaman ini menjadi titik balik dalam hidupnya dan mendorongnya untuk mulai memimpin perjuangan melawan diskriminasi dengan cara damai. Di sinilah konsep Ahimsa (tanpa kekerasan) dan Satyagraha (perlawanan tanpa kekerasan) pertama kali diterapkan.
      Pada tahun 1915, Gandhi kembali ke India dan bergabung dengan gerakan kemerdekaan India melawan penjajahan Inggris. Gandhi memimpin berbagai aksi damai dan gerakan, seperti:
- Gerakan Non-Kooperasi (1920-1922): Gandhi mengajak rakyat India untuk memboikot produk dan institusi kolonial.
- Salt March (Dandi March) 1930: Sebuah aksi protes menentang monopoli Inggris terhadap garam, di mana Gandhi berjalan sejauh 240 mil untuk membuat garam sendiri sebagai simbol perlawanan.
- Gerakan Quit India (1942): Gandhi menyerukan agar Inggris segera meninggalkan India dan memberikan kemerdekaan.
      Gandhi selalu menekankan metode perlawanan damai dan menolak kekerasan dalam perjuangannya.
      Gandhi dikenal dengan filosofi hidupnya yang berfokus pada:
- Ahimsa (Tanpa Kekerasan): Keyakinan bahwa kekerasan bukanlah solusi dan perdamaian bisa dicapai melalui kasih sayang.
- Satya (Kebenaran): Mengutamakan kejujuran dalam setiap tindakan dan ucapan.
- Swaraj (Pemerintahan Diri): Kemandirian dan kebebasan dari pengaruh asing.
- Filosofi ini tidak hanya menginspirasi rakyat India tetapi juga tokoh-tokoh dunia seperti Martin Luther King Jr. dan Nelson Mandela.
      Pada 30 Januari 1948, Mahatma Gandhi dibunuh oleh Nathuram Godse, seorang ekstremis Hindu yang tidak setuju dengan pandangan Gandhi mengenai toleransi antaragama. Kematian Gandhi menjadi kehilangan besar bagi dunia, tetapi warisannya tetap hidup melalui prinsip-prinsip damai dan perjuangan tanpa kekerasan. Warisan Gandhi tetap menginspirasi gerakan sosial, politik, dan hak asasi manusia di seluruh dunia. Metode perlawanan tanpa kekerasan yang ia ciptakan telah digunakan sebagai alat perubahan di berbagai negara. Mahatma Gandhi adalah sosok yang dikenal sebagai pemimpin besar dengan prinsip hidup yang kuat dan teguh. Nilai-nilai keteladanan Gandhi tidak hanya berdampak pada perjuangan kemerdekaan India, tetapi juga menginspirasi gerakan perdamaian dan antikekerasan di seluruh dunia. Berikut adalah nilai-nilai keteladanan Mahatma Gandhi:
      Ahimsa merupakan prinsip utama yang dipegang teguh oleh Gandhi. Ia percaya bahwa kekerasan hanya akan melahirkan penderitaan dan kebencian. Sebaliknya, perlawanan damai akan membawa perubahan yang lebih bermakna dan langgeng. Gandhi menerapkan Ahimsa dalam berbagai gerakan seperti Salt March (1930) dan Gerakan Non-Kooperasi, di mana rakyat India melakukan perlawanan dengan cara damai dan tidak merusak fasilitas umum. Gandhi memegang prinsip Satya atau kebenaran sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan perkataan. Menurutnya, kejujuran adalah bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia selalu menekankan pentingnya berkata dan bertindak jujur meskipun berada dalam situasi sulit. Gandhi tidak pernah berbohong, bahkan ketika ia menghadapi tekanan dari pihak kolonial Inggris.