Hal ini penting untuk membangun generasi yang tidak hanya terdidik, tetapi juga memiliki pemahaman yang dalam tentang akar budaya mereka. Melalui pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai budaya, generasi muda diharapkan dapat tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Kontribusi Sosrokartono terhadap pendidikan di Indonesia tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktik. Ia terlibat langsung dalam mendirikan sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan yang mengusung prinsip-prinsip yang ia yakini. Melalui upaya dan dedikasinya, ia berhasil menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana para siswa tidak hanya dididik secara akademis tetapi juga dibentuk menjadi pribadi yang berbudi pekerti baik.
Secara keseluruhan, pemikiran dan tindakan Raden Mas Panji Sosrokartono dalam bidang pendidikan telah meletakkan dasar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia yang lebih adil, inklusif, dan berorientasi pada karakter. Warisannya terus menginspirasi generasi setelahnya untuk memperjuangkan pendidikan sebagai alat transformasi sosial, membentuk individu yang berdaya saing, serta menanamkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan akan budaya bangsa.
Raden Mas Panji Sosrokartono menunjukkan prinsip-prinsip etika dan moral dalam kehidupannya dengan berbagai cara, yang mencerminkan nilai-nilai humanisme dan kebijaksanaan. Sebagai seorang tokoh yang berpengaruh di Indonesia, ia tidak hanya dikenal karena keterampilan linguistik dan kontribusinya dalam bidang pendidikan, tetapi juga karena integritas moralnya yang tinggi.Â
Sosrokartono mengajarkan bahwa kewajiban manusia adalah mencintai dan mengabdi kepada Tuhan, yang ia sebut sebagai Al Khalik. Dalam pandangannya, pengabdian kepada Tuhan tidak hanya terwujud dalam ritual keagamaan, tetapi juga dalam tindakan sehari-hari yang mencerminkan kasih sayang dan keadilan.
 Salah satu prinsip dasar yang ditekankan oleh Sosrokartono adalah pentingnya hidup dengan ikhlas dan berbuat baik tanpa pamrih. Ia percaya bahwa tindakan kebaikan harus dilakukan dengan niat tulus, bukan untuk mencari pengakuan atau imbalan dari orang lain. Prinsip ini tercermin dalam ajaran moralnya yang berbunyi "leladi mring sesami," yang berarti membantu sesama tanpa pamrih.Â
Ajaran ini menggarisbawahi sikap empati dan gotong royong, yang dianggapnya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks masyarakat yang beragam dan sering kali menghadapi tantangan, Sosrokartono berpendapat bahwa saling membantu dan mendukung satu sama lain adalah kunci untuk menciptakan komunitas yang harmonis.
Sosrokartono mengajarkan pentingnya menghargai setiap individu, terlepas dari latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya mereka. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki martabat dan potensi yang harus dihargai dan dikembangkan.Â
Dengan memperlakukan orang lain dengan hormat dan kasih sayang, ia berusaha menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental kepada generasi muda.Â
Sosrokartono menekankan bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk berbuat baik dan membantu sesama, terutama mereka yang berada dalam kesulitan. Dalam pandangannya, tindakan kebaikan tidak hanya membawa manfaat bagi penerima, tetapi juga bagi pemberi, karena ia percaya bahwa kebaikan akan menghasilkan energi positif yang berlipat ganda dalam masyarakat.
Prinsip deontologi juga sangat berperan dalam pemikiran Sosrokartono. Etika deontologis menekankan bahwa tindakan baik harus dilakukan karena kewajiban moral, bukan karena hasil atau keuntungan yang diperoleh. Ini mencerminkan sikapnya yang berdasarkan pada nilai-nilai moral yang kuat.Â