Mohon tunggu...
Sabila Ramadhanii
Sabila Ramadhanii Mohon Tunggu... Lainnya - T20191078

Ambil yang baik, buang yang buruk✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Granada dan Pengaplikasiannya

22 Oktober 2021   12:54 Diperbarui: 22 Oktober 2021   12:56 1893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita sebagai umat islam, masih banyak yang belum bisa membaca Al-Qur'an bahkan banyak dari kita yang tidak bisa membaca Al-Quran dan akan menyesal di hari tua. Tidak menutup kemungkinan inilah yang membuat umat islam terpuruk karena tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber cahaya atau sumber hidayah.

Selain itu,  dalam metode granada ini, pastinya terdapat kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode granada ini ialah  yang pertama, metode ini memiliki buku panduan belajar bagi peserta didik, dan mengajar bagi guru atau tutor, buku praktik menerjemahkan Al-Qur'an beserta kamus ringkas Al-Qur'an. Kedua, Metode ini punya rumus granada yang membuat ilmu nahwu dan shorof dalam satu halaman saja. Ketiga, metode ini memberikan kemudahan bagi peserta didik yang ingin menerjemahkan Al-Qur'an dengan cara menghitung huruf. 

Keempat, yaitu metode ini cukup diajarkan selama 8 jam dan peserta didik sudah bisa menerjemahkan Al-Qur'an. Kelima, Metode ini sudah terbukti berhasil melahirkan penerjemah penerjemah (ribuan penerjemah) yang keenam metode ini relevan diajarkan bagi peserta didik jenjang Sekolah Menengah Pertama dan jenjang di atasnya.

Adapun kekurangan metode granada ini dapat ditemukan dalam dua aspek yaitu pertama, di dalam metode ini sulit mencocokkan padanan kata yang sama dengan makna hakiki Al-Qur'an, karena al-Qur'an memiliki makna dengan tatanan bahasa yang cukup tinggi sehingga mencari padanan kata yang sama menjadi sulit. Kedua, metode ini terbatas hanya untuk menerjemahkan kata atau lafadz di dalam Al-Qur'an yang sudah berharakat. 

Satu lagi kekurangan metode granada ini ialah kurang memberikan pengetahuan bagi peserta didik tentang kedudukan kalimat di dalam bahasa Arab yaitu bahasa al-Qur'an, seperti kedudukan kalimat menjadi mubtada, khabar, badal, na'at man'ut dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun