(Rumus : apabila terdapat awalan تَ/تُ kemudian diakhir kata terdapat و/وا/ون maka memiliki arti kalian), Awalan نَ/نُ= kami. Ciri yang kedua yaitu diawali huruf-huruf yang memfathahkan yaitu حَتٌى (sehingga) اَنْ (bahwa) لَنْ (tidak akan) لِ (untuk, agar) اِذَنْ (jadi, kalau begitu) كَيْ (agar supaya). Ciri yang ketiga yaitu diawali dengan huruf yang mematikan yaitu لَمْ (tidak/belum) إِنْ (jika) لَمَا (belum/tidak) مَنْ (siapa) لا (janganlah).
Kemudian kata kerja bentuk perintah atau istilah arabnya yaitu fiil amr. Dimana huruf awal atau huruf mudhoroah dibuang dan huruf akhirnya di matikan atau disukun. Kemudian apabila dua proses tersebut kata masih belum bisa terbaca maka di datangkan atau dimasukannya hamzah washol (huruf penolong). Apabila ain fiil pada fiil mudhorrinya berharokat dhummah maka hamzah washol atau huruf penolongnya juga berharokat dhummah. Dan apabila ain fiil pada fiil mudhorrinya berharokat kasroh atau fathah, maka hamzah washol atau huruf penolongnya berharokat kasroh.
Selain itu, apabila fi’il mudharrik yang dhomir nya menunjukkan makna banyak seperti هُمْ dan اَنْتُمْ maka diakhir kalimat tersebut ditambahkan و dan ن . Kemudian apabila dhomir nya menunjukkan dua orang seperti هُمَ dan اَنْتُمَ maka diakhir kalimat tersebut ditambahkan ا dan ن , apabila dhomir menunjukkan arti perempuan tunggal maka diakhir kalimat ditambahkan ن dan ي.
Komponen yang tiga yaitu Huruf. Huruf jika menurut bahasa indonesia yaitu kata depan, dan menurut bahasa arab jika di sederhanakan yaitu kata yang tidak dapat dimengerti maknanya dengan sendirinya, kecuali dirangkai dengan kata yang lain atau yang bukan kata kerja dan bukan kata benda.
Huruf bermakna dan pembentuk kata merupakan bagian dari huruf. Huruf bermakna adalah segala huruf yang tidak mengalami perubahan bentuk tetapi sifatnya statistis dan maknanya menyesuaikan sesuai dengan kontesksnya. Huruf pembentuk kata adalah huruf yang jika disatukan maka dapat menghasilkan kata, huruf pembentuk kata ini terbagi menjadi dua bagian lagi yaitu huruf hijaiyah yang dimulai dari ا - ي dan huruf abjadiyah yang dimulai dari غ- أ tetapi huruf abjadiyah ini tidak ada kaitannya dengan menerjemah. Apabila dilihat dari segi jumlah hurufnya, maka huruf bermakna terbagi menjadi 5 bagian yaitu لَ (satu huruf), لا (dua huruf), َّاِن (3huruf), لكِنْ (4huruf), َّلكِن (5huruf)
B. Menguasai Kata-kata yang Tidak Berubah dan Tidak Berakar Kata.
Yang pertama huruf bermakna yang telah dipaparkan sebelumnya, Yang kedua yaitu kata ganti atau dalam istilah arabnya yaitu isim dhamir merupakan nama yang tersimpan didalam hati sebab nama si pelaku tidak disebutkan atau tersembunyi dibalik kata ganti itu. isim dhamir tersebut seperti هُوَ, هُمَا, هُمْ, هِيَ, هُمَا, هُنَّ, اَنْتَ, اَنْتُمَا, اَنْتٌمْ, اَنْتِ, اَنْتُمَا,, Yang ketiga yaitu kata penghubung bermakna “yang” atau istilah arabnya berarti isim maushul. Isim maushul jika di artikan dalam bahasa yang sederhana yaitu kata sambung.
Fungsi dari isim maushul ini yaitu untuk menghubungkan beberapa kalimat menjadi satu kalimat atau isim ini tidak akan sempurna jika tidak berhubungan dengan kata yang lain. Dan yang keempat yaitu kata tunjuk. Kata tunjuk istilah arabnya yaitu isim isyarah. Kata tunjuk berfungsi untuk menunjukan seseorang, hewan, atau apapun itu yang kita ketahui.
C. Menguasai Rumus-rumus Granada beserta Aplikasinya.
Menguasai rumus-rumus granada ini memiliki peranan penting dalam mempelajari metode granada. Jika di persentasekan sekitar 70% dalam hal menerjemah Al-Qur’an. Jadi apabila kita menguasai rumus-rumus granada beserta aplikasinya maka 70% kemampuan telah kita raih atau kita dapatkan. Rumus granada ini berisikan tabel yang meliputi awalan, akhiran sisi, berfungsi memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk mencari akar kata dari setiap kata di dalam Al-Qur’an.
Ketika kita akan mempelajari metode granada, maka kita harus memiliki rumus granada. Langkah pertama dalam mencari rumus granada yaitu mencari akar kata. Dengan menggunakan rumus pengurangan dan hasil dari pengurangan tersebut berjumlah 3 atau 4, karena hampir 100% bahasa dalam Al-Qur’an kembali kepada 3 huruf asal. contohnya وَلْيَتَلَطَّفْ Dan cara mencari akar kata itu dengan menghitung jumlah huruf dalam kata, kemudian huruf tersebut dikurang agar menjadi 3. Jadi وَلْيَتَلَطَّفْ = 8 huruf, agar hasilnya mencapai 3 maka di kurang 5 huruf. Cara mengurangi hurufnya perhatikan dengan tabel rumus granada diatas. Berhubung و dan ل merupakan awalan, ي adalah sisipan dan ت adalah akhiran, maka dari kata وَلْيَتَلَطَّفْ hanya tersisa 3 kata yaitu لطف maka ketika mencari di kamus sesuaikan dengan kata لطف tadi. nah cara mengetahui huruf tersebut merpakan awalan, sisipan, atau akhiran itu dengan melihat di tabel rumus granada.