Secara agregat, hasil survei ke-38 lembaga survei yang dipublikasikan sejak awal Mei 2023, , termasuk yang terakhir dipublikasikan pada 14 Mei 2023, menunjukkan kekuatan dua kubu kandidat presiden relatif berimbang, dengan selisih sekitar 2 hingga 4 persen.
Dukungan Barat
Jika mencermati liputan dan analisis berbagai media-media Amerika dan Eropa, terlihat jelas bahwa sebagian besar negara-negara Barat mendukung Kemal Kilicdaroglu, kandidat kubu oposisi.
Seperti diketahui, bahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sejak Januari 2020 pernah menegaskan ingin mendukung kubu oposisi untuk mengakhiri kekuasaan Recep Erdogan melalui Pemilu, bukan melalui kudeta.
Yang menarik bahwa video pernyataan Joe Biden tersebut kembali viral di berbagai media sosial di Turki selama periode kampanye untuk Pemilu 2023.
Bahkan majalah sekelas The Economist pun, pada 14 Mei 2023, memuat artikel yang diujungnya menegaskan, "We warmly endorse Kemal Kilicdarogulu as the next presiden of Turkey (kami dengan senang hati meng-endorse Kemal Kilicdarogulu sebagai Presiden Turki berikut).
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi sikap media-media dan negara-negara Barat terkesan anti Erdogan, antara lain, setelah berkuasa selama lebih dari 20 tahun, pemerintahan Erdogan dinilai cenderung mulai mengarah pada pemerintahan otokrasi (keputusan di tangan seorang figur), Erdogan juga dianggap sangat dekat dengan Presiden Vladimir Putin; sikap netral Turki terkait perang Ukraina. Sejauh ini, Turki sebagai anggota NATO juga masih menolak bergabungnya Swedia menjadi anggota NATO.
Secara regional, Pemerintahan Erdogan juga sering diposisikan bersikap anti Israel dan sering berseberangan sikap dengan beberapa negara Arab utama (Mesir, Saudi Arabia) dalam berbagai kasus regional di Timur Tengah.
Mekanisme pemilihan Presiden
Pemilu Presiden Turki kali ini diatur sejumlah aturan berdasarkan konstitusi dan beberapa aturan tambahan oleh lembaga penyelenggara Pemilu (semacam KPU di Indonesia).
Kandidat presiden harus berusia minimal 40 tahun, berpendidikan minimal bergelar bachelor (setingkat S-1 di Indonesia).