Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fase Baru Perang Rusia-Ukraina: Pertempuran Tank

28 Januari 2023   14:02 Diperbarui: 29 Januari 2023   11:18 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang banyak pengamat yang menyebut Rusia gagal merebut kota Kiev, ibukota Ukraina. Menurut saya tidak.

Sebab jika dilihat dari segi jumlah pasukan dan peralatan tempur yang dikerahkan, memang sejak awal Rusia tidak menjadikan Kiev sebagai sasaran utama operasi militer yang harus dikuasai dan diduduki. Risiko militer dan politisnya terlalu besar.

Dengan kata lain, mobilisasi pasukan Rusia dari arah utara di awal-awal pertempuran pada Februari hingga Maret 2022, lebih sebagai taktik pengelabuan (tipu-tipu). Tujuannya untuk mengalihkan konsentrasi dan mobilisasi pasukan Ukraina plus koalisinya untuk lebih fokus mempertahankan Kiev.

Dengan demikian, pasukan Rusia yang dimobilisasi di wiliyah timur Ukraina lebih leluasa memantapkan cengkremannya. Tidak aneh, setelah pertempuran berlangsung sekitar tujuh bulan, tepatnya pada 29 September 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tenang mengumumkan aneksasi empat wilayah timur Ukraina (Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson) ke dalam Federasi Rusia. Pada kesempatan itu Putin mengajak Ukraina untuk berunding, tapi tidak boleh menyinggung soal empat wilayah yang telah dianeksasi.

Dengan keputusan aneksasi Putin itu, Ukraina secara praktis menjadi negara land-lock alias tidak memiliki akses laut ke Laut Hitam (Black Sea).

"Taktik tipu-tipu" dan hit-and-run

Selama hampir satu tahun, dan karena ketidakberimbangan jumlah pasukan dan kualitas peralatan tempur, Ukraina lebih banyak mengandalkan taktik pengelabuan (tipu-tipu) juga, misalnya menutupi dan menyembunyikan peluncur roket di gedung atau pemukiman yang sudah hancur, atau di kebun-ladang yang ditutupi terpal.

Taktik tipu-tipu pasukan Ukraina juga juga lebih sering menggunakan metode hit-and-run, yang lebih mirip dengan taktik perang gerilya.

Tentu saja, taktik seperti ini tidak mungkin diandalkan untuk memenangkan pertempuran melawan pasukan Rusia yang secara kualitas dan kuantitas pasukan dan peralatan tempur jauh lebih unggul.

Dengan kata lain, taktik tipu-tipu seperti itu tidak bisa berlangsung lama. Sebab hampir semua taktik tipu-tipu pasukan Ukraina akhirnya terdeteksi dan berhasil dihancurkan oleh pasukan Rusia.

Sementara sejak awal, Rusia menggempur Ukraina dengan kekuatan penuh: mobilisasi pasukan darat, jet tempur, rudal darat-darat, rudal udara-darat, serangan via drone (pesawat tanpa awak).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun