Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Pejantan Tangguh

13 April 2016   11:14 Diperbarui: 13 April 2016   11:19 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Supir menekan pedal rem.  Bus pun perlahan mereda seperti hendak membuang peluh dan kemudian berhenti.  Mereka turun.  Meraka mengumbar tawa kemenangan, dari kaca aku melihatnya.

Aku menghela nafas.  Andai perempuan itu aku, betapa malunya dalam suasana itu, batinku.

Dalam keremangan suasana dalam bus, aku menatap sebuah kemerdekaan yang dirasakan oleh perempuan muda itu.  Tak ubahnya, bagaikan ikan yang terlepas dari kail.  Aku lega.  Tapi aku kecut pada diriku sendiri.

Aku menempelkan punggung pada sandaran kursi.  Walau agak empuk untuk melepas ketegangan otot, tapi pembungkus busa yang koyak  dan tampak memprihatinkan, tak beda dengan perasaanku yang membuncah saat itu.

Tanpa sengaja, kemudian tanganku menyentuh selangkangan.  Aku merasakan tentang status jantanku.  “Apakah  daging yang menempel memanjang ini hanya simbol maskulin belaka?” tanyaku dalam hati.  Sementara tadi, aku tak berdaya untuk menolong satu saja perempuan dalam ketakberdayaan.

Bus pun berhenti lagi.  Kali ini perempuan itu turun dengan wajah tertunduk.  Ia tampak malu. 

Aku berharap, ia memaafkanku.  Memaafkan lelaki yang mendadak  terpuruk karena terlilit perasaan sebagai bukan pejantan tangguh.

 

 

 

__________Bumi Cahyana, 13 April 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun