Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Tulang Istriku

22 Januari 2016   17:20 Diperbarui: 23 Januari 2016   00:30 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku kaget. Pikiranku berputar menebak arah pembicaraan.

“Mas, apa tidak sebaiknya kita menikah saja.” Ia kembali bersuara. Tetapi agak pelan. “Kita bisa membesarkan warung. Kelak bisa membeli sawah di desa, jika sewaktu-waktu bosan di Jakarta, kita bisa bertani di sana.”

Aku terperangah, seperti mendengar suara istriku lagi. Sebagaimana dulu ia menuliskan impiannya: punya sawah, bertani, menanam jagung dan juga sayur. Walau tak sampai, tapi itu membekas dalam ingatanku. Dan kini, impian itu kembali hadir di depan mata, dari seorang perempuan pemilik warung.

Entahlah apa sebabnya. Mulutku bergerak cepat menjawab tantangannya. “Baik. Aku menerima tawaran menikah.”

Tak berapa lama, aku mohon diri. Pulang. Kakiku seakan mengambang berjalan menuju kontrakan. Sepanjang melangkah, ada ketidakpercayaan bahwa aku baru saja menerima ajakan menikah dari seorang janda beranak dua.  Dan perempuan itu, sebelas tahun lebih tua dariku. (***)

 

Bumi Cahyana, 22 Januari 2016

Ilustrasi: www.laporanpenelitian.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun