Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Tulang Istriku

22 Januari 2016   17:20 Diperbarui: 23 Januari 2016   00:30 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan itu menampakkan rasa kecewa. Aku tak enak hati dengan hal ini. Sampai akhirnya, aku harus katakan padanya.

“Maaf. Aku harus terus terang. Tas itu bukan penajem.  Bukan penglaris. Isinya cuma tulang-tulang.”

Ia mengernyitkan dahi. “Tulang apa?”

“Tulang almarhum istriku. Aku tak ingin pisah dengannya, maka aku bawa ke mana-mana.”

“Astaga!” Kemudian perempuan itu terdiam. Air teh yang sudah mendingin di dalam gelas ia tenggak, menghabiskan separuh yang tersisa.

Sedangkan aku sekarang lega, sudah terus terang padanya. Setidaknya, aku akan dengan mudah membawa tas itu. Menampik tawaran perempuan pemilik warung.

“Kalau begitu, apa tidak sebaiknya…..” Ia berhenti. Terlihat ragu untuk melanjutkan yang hendak diucap.

“Sebaiknya bagaimana?” Aku memancing pertanyaan. Aku ingin segera pulang, rasanya sudah terlalu lama di warung ini.

Sejenak senyap.

Aku mengambil sebatang rokok lagi dan menyalakannya.

Dua pekerjanya sudah ada di dalam. Perempuan itu bersuara lirih,“Tampaknya kita berdua punya kesamaan. Sama-sama sendiri. Kesepian,” ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun