Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jemuran Nona Noni

8 Januari 2016   16:28 Diperbarui: 10 Januari 2016   04:43 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi, entah ide datang dari mana dan dicetuskan oleh siapa, empat orang lelaki beristri bersekongkol mencuri pakaian dalam perempuan perawan itu.

Nona Noni bisa tahu ada yang ganjil untuk urusan 'daleman'. Asal tahu, pakaian dalam miliknya semua diberi nomor urut dengan spidol permanen. Dia tumpuk di lemari sesuai nomor urut. Jadi, ketika tidak ada, ia cepat mengetahui. Pada minggu pertama, BH nomor urut 5 hilang. Beberapa waktu kemudian, sempak nomor urut 9 yang hilang. Setiap minggu selalu saja ada yang lenyap tak jelas rimbanya.

“Ada yang mencuri?” ia mulai curiga. “Masak sih, mencuri pakaian dalam!” Antara percaya atau tidak, tapi kenyataannya demikian. Maka ia segera mendatangi Bu Sanusi, istri pemilik kontrakan.

“Waduh, Nona Noni. Ibu malu mendengarnya. Mencuri kok daleman perempuan?”

“Tapi begitulah, Bu Haji. Setiap saya mengambil jemuran di depan kontrakan, selalu ada daleman yang hilang. Kenapa nggak ambil celana jeans saja, kan itu mahal.”

***
Situasi rapat tertutup pengurus RT masih mendengarkan argumentasi dari berbagai sudut pandang: yuridis, sosiologis dan psikologis.

“Alangkah baiknya kita lapor ke polisi saja, biar ada efek jera.” Pak Seksi Keamanan bicara.

“Jangan, malulah kita. Nama baik warga RT, secara keseluruhan harus dijaga.”

“Kalau polisi bisa menemukan dua alat bukti yang cukup, mereka pasti menetapkan status tersangka, mengajukan ke Kejaksaan. Wah, kita semua akan dibikin repot!”

“Bagaimana kalau orang yang terindikasi mencuri, kita dekati. Suruh minta maaf!”

“Tapi bagaimana memastikan orang itu. Tanpa petunjuk yang kita miliki, kita bisa dituduh memfitnah.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun