Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Balada Sebuah Sapu Lidi

11 Agustus 2015   13:23 Diperbarui: 11 Agustus 2015   13:23 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tak usah diambil rasa.  Si Gelagah itu ge-er, merasa anak emas, sok cakep.  Aku tak sedikit pun suka dengan perangainya"

"Sudah beberapa kali Gelagah berusaha mengungkapkan rasa cinta, tapi aku langsung menolak"

Lama-kelamaan aku pun mulai kuatir.  Kelakuan Gelagah mencurigakan.  Kekuatiran yang besar dari rasa cintaku pada Ijuk yang besar juga. 

"Kamu harus hati-hati di rumah"  Aku ingatkan Ijuk, saat ia istirahat.

Beberapa kali melihat berita televisi menjadikanku sensitif.  Banyak  korban pemerkosaan dan pembunuhan dilakukan oleh mereka yang dekat dengan korban.  Aku paham situasi rumah.  Seringkali, rumah sepi dan hanya Ijuk dan Gelagah yang ada di dalam.  Aku mewaspadai, hal ini  bisa terjadi pada Ijuk.

"Memang kenapa, sepertinya kamu mengkuatirkanku?" tanya Ijuk

Aku tak memberi penjelasan dasar kekuatiranku.  "Yang penting hati-hati saat rumah sepi!  Kalau si Gelagah mendekatimu, kamu menghindar.  Pergi ke belakang.  Dia tak mungkin mengejarmu.  Di belakang banyak coro, kecoa.  Dia takut banget!"

Belakangan ini sikap Tuanku kurang bersahabat.  Aku sering diperlakukan tidak layak.  Ditaruh di kereta seenaknya. Dilempar ke tempat peristirahatanku seenaknya.  Tidak pula dimandikan sebagaimana biasa.  Aku mencoba bersikap tenang.  Tidak meronta sedikit pun.  Aku kuatir, jika ini diketahui pihak lain, Tuanku bisa dilaporkan melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

Lantas Ijuk bilang padaku,"Gelagah sudah memfitnahmu"

"Memfitnah?"

"Iya, memfitnah.  Kamu dilaporkan ke Tuan, katanya kamu lagi jatuh hati pada Jeng Sutinah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun