Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fantasy] My Guardian Angel - Albatross

28 November 2016   15:35 Diperbarui: 29 November 2016   18:43 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anne telah dua tiga kali menyusuri bagian dalam kastil ini sejak dua hari yang lalu. Ia menemukan banyak mayat para ksatria Branvold. Ada Gwendoline – yang dijuluki si raksasi merah, ada juga pemuda tanggung yang baru saja ditahbiskan menjadi ksatria. Anne mengenali mereka dari lambang di bagian dada mereka. Mayat-mayat Svart Skygge dan goblin juga ada di antaranya.

Kejatuhan kastil ini bukan tanpa perjuangan. Puluhan ksatria beserta våpen mester mereka bertempur dengan gagah berani. Tubuh para våpen mester yang hancur berantakan itu membuktikan kalau mereka bertarung sampai mengorbankan nyawa mereka – mengeluarkan seluruh senjata yang ada di tubuh mereka dan melontarkannya ke pasukan monster itu. Namun Anne memerhatikan tidak semua våpen mester mengeluarkan persenjataan mereka, ada beberapa yang terbunuh dengan tubuh utuh. Mereka sepertinya tidak sempat membuka arsenal di tubuh mereka.

Dari seribuan goblin dan sepuluh Svart Skygge yang menyerang benteng ini, hanya tersisa kurang dari seratus goblin dan satu Svart Skygge. Mereka itulah yang mengerumuninya waktu itu. Mengerubunginya untuk membunuhnya.

Anne yakin, seandainya Svart Skygge terakhir itu bukan Torbjørn, maka monster itu pasti sudah mati dibunuh para ksatria klan Branvold. Torbjørn terlalu kuat, bahkan di usianya yang masih belasan tahun itu.

Anne menghela napas. Sejujurnya ia tidak ingin mengingat-ingat kejadian tersebut. Dadanya terasa sesak. Seandainya ia tidak malih rupa menjadi seorang gadis yang beranjak dewasa dengan pikiran yang sudah matang, mungkin ia akan terus menangis tanpa mampu berbuat apa pun di tempat ini.

Ia berjalan keluar dari pekarangan belakang tempat ia dan Svein biasa berlatih pedang. Tempat yang sekarang penuh dengan tumpukan mayat yang dibakar itu. Sekilas ia menoleh dan berhenti sejenak. Anne membalikkan badannya dan mengucapkan doa – yang sudah sering ia panjatkan selama dua hari terakhir ini, agar arwah mereka bisa mendapatkan kedamaian abadi.

Di luar kastil, hamparan bunga purple heather terlihat begitu indah dan mencerahkan hati. Bunga yang bermekaran sepanjang tahun di sekeliling kastil klan Branvold itu menyimpan kekuatan magis yang luar biasa. Sekalipun di musim dingin tatkala salju menutupi daerah tersebut, purple heather tetap bermekaran. Bunga-bunga tersebut seperti mengeluarkan panas yang menghangatkan sekitarnya.

Konon di tanah yang mengelilingi kastil itu terkubur seekor naga yang memiliki sisik berwarna ungu. Sisik naga itulah yang kemudian muncul ke permukaan menjadi bunga purple heather. Api yang tersimpan di tubuh naga tersebut terus-menerus berkobar di dalam tanah, menyalurkan panas hingga permukaannya, membuat kumpulan bunga berwarna ungu itu bermekaran sepanjang tahun.

Dan sekarang aku mengenakan armor berwarna ungu berkilau – armor yang berasal dari sisik naga.

Seekor elk tampak berdiri di balik semak belukar tak jauh dari kerumunan bunga berkelopak ungu tersebut.

"Ayo, Tor,” Anne memanggil elk itu. Elk itu bernama Torbjørnelk berasal dari Torbjørn dan elk. Entah kenapa si bodoh itu menamai semua makhluk yang ada di sekeliling kastil dengan sebutan ‘Torbjørn’ disingkat Tor. Entah itu elk, lynx, serigala, ataupun rubah merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun