"Tiga kali. Lakukan hal itu maka kau akan mendapatkan pelindung yang sangat kuat."
Anne teringat apa yang dikatakan Torbjørn saat pertama kali bocah laki-laki itu menyerahkan bandul tersebut kepadanya.
"Boleh kulakukan sekarang?” pintanya dengan mata berbinar-binar.
Si bocah calon våpen mester itu menggelengkan kepalanya. “Kau baru boleh melakukannya setelah kau mampu menggunakan Hvit Torden."
Anne merengut. Waktu itu ia belum tahu siapa yang akan mewarisi pedang pusaka klan Branvold tersebut. Ia sendiri masih berumur lima tahun. Terlalu muda dan terlalu kecil untuk bisa mengangkat Hvit Torden.
"Kalau kau melakukannya sekarang, tak akan terjadi apa-apa,” kata Torbjørn sambil tersenyum.
Anne yang sekarang sudah bukan anak kecil lagi. Ia mampu mengangkat Hvit Torden dengan mudah, bahkan mengayunkan dan menusukkan pedang itu lurus ke depan dengan cepat.
Ia lalu berjalan berkeliling memeriksa untuk memastikan semua mayat sudah dikumpulkan dan dibakar. Ia tidak mungkin menguburkan mereka semua. Anne sempat memerhatikan kondisi mayat-mayat itu. Kebanyakan terbelah melintang dari bahu kanan hingga pinggang di bagian kiri. Apakah mereka mengenakan armor ataupun tidak, kondisi terbunuhnya serupa satu dengan yang lain.
Betapa hebatnya Svart Skygge itu, Torbjørn yang ia maksud. Kemampuan tempur våpen mester rupanya memengaruhi kekuatan sang makhluk kegelapan.
Para våpen mester yang lain pun dibunuh Torbjørn dengan mudah.
Apakah Svart Skygge itu begitu kuat karena dia sebenarnya merupakan perwujudanTorbjørn, sang pemenang laga antar våpen mester?