Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Hantu Ruang Kosong

30 September 2016   19:59 Diperbarui: 30 September 2016   20:06 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lubang? Kenapa ada lubang di sana? Jika ada orang di dalamnya, orang itu bisa mengawasiku melalui lubang itu.Tapi tentunya tidak ada siapapun di dalam lemari itu karena ruangan ini sudah tidak ditempati cukup lama.

Xander berjalan menghampiri lemari itu. Sayup-sayup ia mendengar suara-suara seperti napas yang berat di dalam lemari itu.

Pada dasarnya ia bukanlah seorang penakut. Suara-suara itu malahan membuatnya penasaran. Ia pun berjalan ke arah lemari itu. Ia meraih pegangan pintu lemari dan menariknya.

Tidak bisa!

Ia mencoba sekali lagi. Pintu lemari itu tetap bergeming. Xander kembali mencoba membukanya sambil mengguncang-guncangkan lemari itu. Beberapa benda yang ada di atas lemari tampak bergerak-gerak akibat guncangan itu. Sebuah kardus berukuran cukup besar bergerak perlahan hingga ke tepi bagian atas lemari dan hampir jatuh menimpa Xander – ketika ia tiba-tiba menghentikan usahanya membuka lemari itu. Melihat pergerakan kardus itu yang relatif tidak goyah menunjukkan wadah itu berisi sesuatu yang berat dan tentunya, jika sampai kardus itu jatuh, akan membahayakan orang di bawahnya.

Xander mengalihkan perhatiannya ke hal lain. Lemari yang tidak bisa dibuka itu sudah tidak menarik minatnya lagi. Ketika ia berjalan menjauhi lemari itu, tiba-tiba kakinya tersandung sesuatu.

Sapu? Kok bisa ada di sini?

Xander kebingungan. Ia menatap dinding di mana seharusnya sapu itu berada. Tidak ada sapu di sana.

Aneh. Ia mulai merasakan sesuatu – sesuatu yang membuatnya merinding. Ia tahu lemari itu ada isinya – entah apa, dan ia tahu sapu itu seharusnya tidak ada di sini – seharusnya tersandar di dinding dan bukan tergeletak di lantai seperti ini.

Ia membungkuk hendak mengambil sapu itu.

Ketika itulah pintu lemari, yang tadi dicobanya untuk dibuka, bergerak sedikit. Perlahan-lahan pintu lemari itu membuka, semakin lebar, hingga terbuka seluruhnya – tanpa suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun