Kenapa Perilius dan bukannya Makardo?
Berarti … jika memang Perilius mati terbunuh di tempat ini, polisi belum melakukan penyelidikan ke sini sehingga benda-benda seperti kertas bertulisan dan tanda pengenal itu masih ada di tempat ini sekarang.
Xander menoleh ke kiri dan kanan. Lalu perlahan-lahan dibukanya pintu itu.
Gelap!
Dengan menggunakan cahaya dari display hape-nya ia mencari-cari saklar lampu.
Begitu ditemukan, ia lalu menyalakan lampu dan segera menutup kembali pintu itu. Ruangan itu kini jadi terang. Rupanya listrik di tempat ini belum diputus.
Ada banyak barang di ruangan itu: meja, kursi, lemari besi untuk arsip berukuran sekitar dua meter, dan lain-lain. Xander berjalan-jalan mengelilingi ruangan yang kusam dan penuh debu itu. Ada sapu tersandar di dinding. Tidak ada apa-apa lagi yang menarik perhatiannya. Sampah dan potongan kertas bertebaran di lantai yang penuh debu.
Xander tidak menyadari di dalam lemari arsip itu ada sesuatu. Sesuatu yang terus memerhatikan dan mengawasinya melalui sebuah lubang kecil seperti retakan di pintu lemari itu. Jika saja Xander melihat ke arah lemari dan memerhatikan lubang di pintu lemari itu, ia akan dapat melihat kilatan cahaya dari mata yang sedang memerhatikannya.
Dan itu yang dilakukan Xander. Ia merasakan sesuatu. Ada sesuatu pada lemari ini …
Xander berdiri diam di hadapan lemari itu. Matanya fokus menatap lubang di pintu lemari itu.
Bola mata yang sebelumnya terlihat di sana sudah tidak ada.