Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Di Balik Ambruknya Si Emas Hitam Menjelang Review BBM 2016

29 Juni 2016   16:54 Diperbarui: 30 Juni 2016   08:58 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok Pribadi - ONWJ Pertamina Platform

Lihat tabel di bawah:

Sumber: https://www.eia.gov
Sumber: https://www.eia.gov
Disini kita lihat bahwa produksi minyak sejak 2011 semakin mendekati titik konsumsi/permintaan dan akhirnya mencapai 'titik keseimbangan' pada 2014. Yang terjadi berikutnya ialah, produksi minyak memotong garis permintaan, dan yang terjadi kemudian, bust! Harga menjadi jatuh.

Mungkin inilah yang oleh para pengamat disebut penurunan permintaan. Nyatanya  permintaan tetap naik, namun produksi juga bertambah.

So kesimpulannya, alasan pertama akibat ekonomi tidak bisa di lacak secara fakta, jadi, mungkin agak sedikit bingung mendengar pendapat para pengamat bahwa berkurangnya permintaan akibat faktor ekonomi, mungkinkah memang alasan tersebut 'disengaja'?

Lantas mengapa produksi minyak meningkat melebihi permintaannya? Dalam waktu 7 bulan? Menarik.

Faktor Politik
Maret 2001, pada pertemuan puncak energi nasional, Abraham Isbenser, sekretaris energi presiden Bush, mengatakan, “US akan menghadapi krisis yang sesungguhnya dalam cadangan energi selama dua dekade mendatang. Sesungguhnya kegagalan menghadapi tantangan ini akan mengancam kemakmuran perekonomian dan akan mempengaruhi keamanan nasional. Juga akan merubah metode kehidupan kita.

Pidato ini menyulut reaksi frontal dari Presiden US George Bush untuk mengeluarkan statement pada pidatonya, “Sesungguhnya US tergantung kepada minyak.”

Dan Bush menambahan “Kita akan menghadapi masalah yang pelik, US tergantung kepada minyak yang diimpor dari wilayah yang tidak stabil (Negara Arab dan Afrika) dan cara yang paling baik untuk melepaskan diri dari ketergantungan itu adalah teknologi.”

Atas dasar itulah, Bush menyatakan harapannya, kalau dia melakukan hal itu, maka US akan mampu “Melepaskan diri dari kira-kira 75% impor minyak dari Timur Tengah setelah tahun 2025”

Inti dari pidato tersebut adalah ambisi Bush untuk segera launching energi alternatif, yang disebut "Shale Oil"

Rencana Bush untuk mengembangkan shale oil dan menurunkan impor minyak sudah menyebabkan fluktuasi harga minyak, harga terus di test sehingga relevan dengan pemasaran shale oil (nantinya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun