"Gue. Budi," balasku.
Tak lama kemudian, temanku itu muncul dari salah satu ruangan. Wajahnya pucat dan tampak sangat kelelahan.  Kebetulan aku tadi sempat membeli minuman vitamin C dosis tinggi yang segera kuberikan padanya.
"Thanks," ujarnya.
"Cape banget lu?" tanyaku.
Asep menghela nafas.
"Deadline buat besok," terasa nada kesal dalam suaranya, "mana materinya banyak banget, lagi."
"Tapi klien lu 'kan cantik," gurauku.
"Emang ngaruh?" tanyanya acuh tak acuh.
"Ya penyemangat lah, lu bisa cuci mata liat pemandangan yang mulus-mulus," aku tertawa. "Pusing liat kerjaan, lu tinggal nengok sedikit aja dapet paha. Beres 'kan?"
"Haah, sok tau lu!" umpatnya dengan emosi yang sudah menurun dibanding tadi. "Emang lu tau klien gue?"
"Ya taulah," sahutku menepuk dada. "Gue 'kan barusan papasan sama dia."