Dan seolah mengerti, alam pun memberi persembahan terbaiknya berupa cuaca yang baik.
* * *
Motor matic milik Ami yang saat itu sedang dikemudikan oleh Angga memasuki pelataran parkir sebuah kedai makan lesehan sederhana namun sangat ramai oleh pengunjung. Angga kemudian mematikan mesin motor matic tersebut dan melepas helm yang dikenakannya. Ami yang duduk di belakang karuan saja heran melihat apa yang pemuda itu lakukan.
"Makan dulu, yuk!" ajak Angga mengerti keheranan Ami. "Aku laper."
Ami tersenyum.
* * *
Bersama Rei, Nay akhirnya meninggalkan kompleks pemakaman tersebut. Setibanya di tempat parkir, Rei menghampiri sebuah mobil berwarna merah dan membuka pintunya. Nay tentu saja terkejut melihatnya.
"Kenapa?" tanya Rei.
"Kamu..." Nay bimbang, "bukannya kamu...?"
Reaksi Nay membuat Rei sedikit kesal. Pemuda itu sejenak memalingkan muka dan mendengus.
"Mama terlalu kuatir," ucapnya kemudian, "padahal aku merasa nggak ada yang perlu dikuatirkan."