"Mia!" seruku, "Kamu kenapa?"
Dalam keadaan tergeletak di lantai, Mia memandangku dengan tatapan panik.
"Hans," ia berkata lirih. Â Ekspresi wajahnya juga nampak sangat kesakitan.
Aku mengulurkan tangan, bermaksud membantunya berdiri - seperti biasa. Â Biasanya Mia akan menyambut tanganku kemudian berdiri.
Tapi tidak kali ini.
Mendadak aku disergap kecemasan.
"Mia!" seruku, "Ayo berdiri."
"Aku...," Mia terbata, "Aku tidak bisa. Â Tubuhku tak bisa bergerak, Hans."
"Jangan bercanda, kamu!" aku semakin cemas dan berusaha memapah tubuhnya.
Tak ada reaksi.  Aku juga tersadar ada darah yang mengalir dari hidungnya.
"Kita ke Rumah Sakit. Â Sekarang!" ucapku panik.